Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gegara Tulis Artikel Rasis, China Usir 3 Jurnalis Wall Street Journal

Gegara Tulis Artikel Rasis, China Usir 3 Jurnalis Wall Street Journal Kredit Foto: Reuters/Eric Thayer
Warta Ekonomi, Beijing -

China mencabut kredensial pers tiga wartawan The Wall Street Journal (WSJ) setelah menerbitkan artikel opini bernada rasis berjudul "China is the Real Sick Man of Asia," atau jika diartikan China adalah "Orang Sakit dari Asia yang Sebenarnya".

Begitu pernyataan yang dikeluarkan Kementerian Luar Negeri China.

Baca Juga: 5 Media China Diduga Sebagai Alat Propaganda, Respons AS Keras

WSJ melaporkan bahwa wakil kepala biro Josh Chin dan reporter Chao Deng, keduanya warga negara Amerika Serikat (AS), serta reporter Philip Wen, warga negara Australia, telah diperintahkan untuk meninggalkan negara itu dalam waktu lima hari.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang, mengecam pemberitaan itu dan menyebutnya rasis.

Ia mengatakan WSJ telah menolak untuk meminta maaf atau menyelidiki mereka yang bertanggung jawab.

"Para editor menggunakan istilah diskriminatif rasial seperti itu, memicu kemarahan dan kecaman di antara orang-orang China dan komunitas internasional," katanya seperti dikutip dari Deutsche Welle, Rabu (19/2/2020).

Tulisan itu yang terbit pada 3 Februari lalu itu ditulis oleh profesor Bard College Walter Russell Mead.

Dalam tulisannya, Walter Russell Mead menyebut reaksi China di awal wabah virus Corona baru kurang mengesankan.

Ia bahkan menyebut pemerintah kota Wuhan sebagai sebuah rahasia dan mementingkan diri sendiri.

"Tulisan itu memfitnah upaya pemerintah China dan rakyat China untuk memerangi epidemi," ujar Geng.

Pengusiran terhadap wartawan WSJ ini dilakukan hanya sehari setelah AS mengumumkan memasukkan lima kantor berita China, termasuk Xinhua dan jaringan China Global Televisi, ke dalam misi asing atau sama seperti kedutaan.

Langkah ini mengharuskan kantor berita China untuk mendaftarkan karyawan dan propertinya di AS ke Departemen Luar Negeri.

Beijing mengecam klasifikasi baru itu sebagai sesuatu yang tidak masuk akal dan tidak dapat diterima.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: