Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pernyataan Megawati Siratkan Kekecewaan pada Dinasti Politik yang Kebablasan

Pernyataan Megawati Siratkan Kekecewaan pada Dinasti Politik yang Kebablasan Kredit Foto: Antara/Fikri Yusuf
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Eksekutif Indonesia Public Institut (IPI), Karyono Wibowo, menilai jika dipahami secara utuh, pernyataan Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri, terkait 'politik dinasti' yang disampaikan saat memberi sambutan pengumuman Paslon Pilkada 2020 kemarin pada hakikatnya ekspresi kekecewaan atas fenomena politik dinasti yang makin kebablasan.

"Pernyataan keras Megawati tentang hasrat kekuasaan yang berdasarkan hubungan kekeluargaan dan kekerabatan perlu dipahami sebagai bentuk peringatan yang ditujukan kepada semua kader partai dan para bakal calon kepala daerah," kata Karyono, Kamis (20/2/2020).

Baca Juga: Balas Omongan Megawati, Rizal Ramli: Nyindir Sopo? Ini Mah Telak!

Karyono menuturkan, jika dilihat dari konteks dan momentumnya, Megawati berpidato di depan para pengurus partai dan bakal calon kepala daerah yang akan diusung PDIP. Maka, tujuan pernyataan tersebut terutama sekali tertuju pada audience atau orang yang hadir di forum tersebut, yakni kader partai dan para bakal calon kepala daerah.

"Oleh karenanya, pernyataan tersebut merupakan suatu peringatan," ujar dia.

Lebih lanjut Karyono menyatakan, munculnya pernyataan itu tentu diyakini ada latar belakangnya. Megawati merasa kekuasaan politik yang dibangun atas dasar keluarga kian masif dan berlangsung terus-menerus.

Namun, jika disimak secara saksama, Megawati dalam pidatonya memberi penjelasan bahwa kader partai justru didorong untuk membina dan mengajak anak-anaknya dan keluarganya agar aktif di partai untuk membesarkan partai. Di saat bersamaan, lanjut dia, Megawati juga mendorong generasi muda untuk menjadi pemimpin, dengan syarat harus memiliki kemampuan.

"Di sisi lain, Megawati mengingatkan agar kader partai tidak memaksakan anak-anaknya yang tidak memiliki kemampuan untuk menjadi pemimpin. Dengan demikian, Megawati tidak serta-merta menolak sepenuhnya politik dinasti," tutur dia.

Namun demikian juga, kata Karyono, pernyataan Megawati tersebut berpotensi menimbulkan multitafsir dan berbagai pendapat yang spekulatif. Tentu ada yang menafsirkan pernyataan tersebut mengarah pada putra dan menantu presiden dan putri wakil presiden yang saat ini sedang mengikuti kontestasi pilkada.

"Sehingga, pernyataan Megawati membuka ruang penafsiran secara liar di tengah euforia demokrasi dan kultur politik yang gemar menggoreng isu," pungkasnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: