Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Diplomat AS: Uni Eropa Enggak Perlu Pakai Teknologi 5G Perusahaan China, Kan Ada Produk dari . . . .

Diplomat AS: Uni Eropa Enggak Perlu Pakai Teknologi 5G Perusahaan China, Kan Ada Produk dari . . . . Kredit Foto: Reuters/Yves Herman
Warta Ekonomi, Bogor -

Negara-negara Uni Eropa tak punya alasan untuk menggunakan teknologi seluler 5G dari Huawei karena Ericsson, Nokia, dan Samsung punya kedudukan lapangan yang setara dengan vendor asal China itu, kata Diplomat Amerika Serikat (AS), Robert Strayer.

Berulang kali, AS sudah meminta para sekutunya untuk memblokir Huawei dari jaringan 5G mereka karena komponen teknologinya dianggap dapat menjadi alat spionase Pemerintah China.

"Mitos kalau Huawei lebih maju dalam 5G perlu dihilangkan," kata Wakil Asisten Sekretaris untuk Siber, Komunikasi Internasional, dan Kebijakan Informasi Departemen Luar Negeri AS itu, dikutip dari Reuters, Kamis (20/2/2020).

Baca Juga: Trump Plin-Plan! Diskriminasi Huawei, Tapi Tak Mau Berhenti Pasok Komponen Jet ke China

Sikap AS itu telah memicu ketegangan dengan sekutunya yang tidak memboikot Huawei, seperti Inggris yang memutuskan memberi Huawei peran terbatas dalam pembangunan jaringan seluler 5G-nya.

Strayer menambahkan, "AS mendorong negara-negara Eropa untuk mempertimbangkan dampak keamanan dan ekonomi jika mereka menggunakan teknologi Huawei."

Menurutnya, lebih baik para sekutu AS menggunakan vendor telekomunikasi terpercaya dari negara-negara demokratis.

"Kabar baiknya, Ericsson, Nokia, dan Samsung sudah menyediakan teknologi 5G yang setara dengan produk Huawei saat ini," imbuh Strayer.

Sekadar informasi, Huawei mengklaim menghabiskan US$15 miliar (sekitar Rp...) tahun lalu untuk penelitian demi memimpin pasar 5G. Perusahaan China itu menduga AS ingin menggagalkan pertumbuhannya karena tidak ada perusahaan AS yang menawarkan jangkauan teknologi 5G serupa dengan harga kompetitif.

Di sisi lain, Strayer mengatakan vendor Barat seperti Ericsson dan Nokia memiliki infrastruktur terbuka dengan fungsi lebih banyak sehingga menciptakan peluang bagi perusahaan AS dan Eropa untuk menyediakan peralatan yang kompatibel.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna

Bagikan Artikel: