Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ukraina Desak Masyarakat Internasional Berikan Tekanan pada Rusia

Ukraina Desak Masyarakat Internasional Berikan Tekanan pada Rusia Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Kiev, Ukraina -

Pemerintah Ukraina mendesak dunia internasional untuk memberikan tekanan lebih kepada Rusia, terkait dengan konflik di Ukraina Timur. Desakan ini datang setelah pertempuran kembali pecah di wilayah Luganks.

"Kami menyerukan kepada masyarakat internasional untuk menanggapi pelanggaran yang jelas dilakukan oleh Rusia terhadap Perjanjian Minsk beserta aturannya, yang dicapai pada KTT Normandia di Paris pada bulan Desember 2019," kata Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Volodymyr Pakhil.

Baca Juga: Ukraina Bilang Rusia Tak Pernah Ingin Lakukan Negosiasi

"Tekanan terhadap Rusia harus ditingkatkan untuk memaksa Rusia agar menghormati komitmen perdamaian sebagai pihak yang terlibat dalam konflik di Ukraina Timur," sambungnya, dalam pernyataan pada Kamis (20/2/2020).

Sebelumnya diwartakan, seorang tentara Ukraina tewas dan empat orang lainnya terluka pada Selasa (18/2/2020) saat pertempuran pecah di Ukraina timur.

Pemerintah Ukraina dan separatis yang didukung Rusia saling menyalahkan pihak lain sebagai pemicu pertempuran.

Kekerasan itu merupakan salah satu yang terburuk sejak konferensi Paris pada Desember untuk menjembatani Kiev dan separatis dalam penerapan kesepakatan damai.

Pertempuran itu terjadi menjelang kemungkinan pertemuan kedua membahas isu itu di Berlin.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy menyatakan akan menggelar rapat dewan keamanan nasional untuk membahas pertempuran terbaru di wilayah Donbass.

Dia kemudian menyatakan tak yakin pertempuran itu akan menghalangi upaya mengakhiri konflik yang telah menewaskan lebih dari 13.000 orang sejak 2014 meski ada kesepakatan gencatan senjata 2015.

Saat mengumumkan satu tentaranya tewas, militer Ukraina menuduh pasukan yang didukung Rusia menggunakan artileri berat untuk melanggar garis Ukraina.

Namun, separatis menuduh pasukan pemerintah Ukraina menyerang terlebih dulu. Mereka menyatakan sekelompok kecil tentara mencoba dan gagal menerobos garis mereka.

Menurut separatis, kelompok tentara Ukraina masuk ke ladang ranjau sehingga dua tentara Ukraina tewas dan tiga orang lainnya terluka.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: