Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Astronom Temukan 2 Lubang Hitam Super Saling 'Bertubrukan', Apa Pengaruhnya?

Astronom Temukan 2 Lubang Hitam Super Saling 'Bertubrukan', Apa Pengaruhnya? Kredit Foto: NASA
Warta Ekonomi, Jakarta -

Para astronom telah melacak pancaran partikel berenergi tinggi yang secara berkala meliuk-liuk melintasi alam semesta dan menjadi sensor di Bumi.

Teleskop ruang angkasa Kepler mengambil kobaran api terbaru pada 2011 dan sejak saat itu, para ilmuwan masih memiliki pertayaan besar.

Baca Juga: Benda Misterius Dilaporkan Mengorbit pada Lubang Hitam Bima Sakti, Kata Astronom Itu Cuma...

Bertahun-tahun lalu, para ilmuwan mengatakan bahwa kobaran api dapat disebabkan oleh benda langit amorf yang aneh, yakni dua lubang hitam supermasif terperangkap dalam dua galaksi berbeda, serta saling melingkari.

Masing-masing saling bermain dan objek kosmik dinamakan sebagai ‘Spikey’.

Ketika lubang hitam supermasif bergerak semakin dekat satu sama lain, keduanya mulai melahap serpihan debu, gas, dan partikel yang kemudian dilepas ke angkasa.

Suar berenergi tinggi yang dapat diambil dari teleskop mengobrbit Bumi menunjukkan bahwa supermassive black holes benar-benar berada di jalur tabrakan. 

Tetapi, para astronom berharap pertemuan seperti itu tak akan terjadi untuk 100 ribu tahun lagi.

Para ilmuwan memberi petunjuk mengenai bintang berkat teori yang diajukan oleh dua ahli astrofisika dari Harvard University pada 2017. 

Dari sana, diperkirakan bahwa pertemuan kosmik seperti itu dapat terlihat berkat pelensaan gravitasi, ketika cahaya yang bergerak menuju penggabungan hipotetis membengkokkan dan melengkung di sekitar fitur. Ini mengirimkan pancaran partikel energi tinggi yang cerah.

“Ini adalah tanda yang sangat khas,” ujar Rosanne Di Stefano kepada Scientific American, dilansir Popular Mechanics, Kamis (20/2/2020). 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: