Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Setelah Terbang Tinggi IHSG Terjun ke Dasar Laut Terdalam

Setelah Terbang Tinggi IHSG Terjun ke Dasar Laut Terdalam Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami mimpi buruk di akhir perdagangan pekan ini. Setelah dibawa terbang tinggi, lalu dijatuhkan ke dasar laut terdalam oleh investor. 

 

Pasalnya, sepanjang pekan ini IHSG terlihat sangat perkasa dengan bertahan di zona hijau. Namun di Jumat ini IHSG malah ambruk 60,23 poin atau 1,01% hingga kembali ke level 5.882,26. Padahal, indeks sempat mendekati level 6.000 dengan berada di posisi tertinggi 5.944,20 poin. 

 

Baca Juga: Investor Asing Jadikan Saham Perbankan Ladang Mencari Untung

 

Tercatat, sektor industri dasar yang anjlok 2.52% menjadi pemimpin pelemahan sedangkan penguatan sektor indeks Infrastruktur naik 0.39% tidak mampu menahan aksi jual investor hingga akhir sesi perdagangan akhir pekan. Dimana, Saham BBRI -1.10%, UNVR -1.96% dan BRPT -4.92% menjadi penekan IHSG sejak awal sesi perdagangan. 

 

“Aksi jual investor pada saham-saham yang telah menguat sejak tengah pekan ini menjadi faktornya,” ujar Head of Research Reliance Sekuritas, Lanjar Nafi, di Jakarta, Jumat (21/2/2020). 

 

Menurut Lanjar, saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) yang melompat naik lebih dari sepersen atau 1,65% tidak mampu menahan pelemahan IHSG. 

 

“TLKM menguat setelah komentar mentri BUMN mengenai potensi penutupan PT Telkom ditegur oleh beberapa pihak. Minimnya katalis dalam negeri menjadi alasan investor untuk melakukan aksi ambil untung diakhir pekan,” ucapnya. 

 

Baca Juga: Erick Thohir Gregetan sama Telkom, Asing Ikut Mencak-Mencak!

 

Investor asing pun tercatat melakukan aksi jual bersih sebesar Rp343.85 Miliar dengan saham BBRI, BBCA, BMRI dan BBNI yang menjadi top net sell value.

 

Secara teknikal seakan pulled back Moving Average 20 hari dan upper bollinger bands dengan konfirmasi break out support Moving Average 5 hari dilevel 5900. indikator Stochastic terkonsolidasi dengan momentum RSI yang belum mencapai momentum overbought sehingga membuat kemungkinan pergerakan selanjutnya terkonsolidasi minim signal pendorong penguatan optimis setelah tidak mampu break out resistance MA20 dengan support resistance 5843-5959. 

 

“Saham-saham yang masih cukup menarik secara teknikal diantaranya; BBCA, INCO, MEDC, TLKM, RALS dan PGAS,” terangnya. 

 

Baca Juga: Gak Ada Happy Weekend, Pasar Modal Ambruk Parah di Jumat Sore

 

Sebagai informasi, Bursa saham Asia ditutup melemah kecuali indeks CSI300 (+0,12%) diakhir pekan. Indeks Nikkei (-0.39%), TOPIX (-0.03%) dan HangSeng (-1.09%) turun sukup pesimistis bersama indeks berjangka di AS mengiringi kekhawatiran baru tentang dampak coronavirus ketika kasus meningkat di luar Tiongkok. Data manufaktur di Australia dan Jepang menambah kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan ekonomi sementara data ekspor korea selatan melemah membebani mata uangnya.

 

Kemudian, Bursa Eropa membuka perdagangan pada zona negatif dengan indeks Eurostoxx (-0.33%), FTSE (-0.47%) dan DAX (-0.18%) bergerak melemah dipimpin perusahaan pertambangan dan energy disana. Imbal hasil treasury 10 tahun jatuh menandakan perpindahan aset berisiko ke aset haven. Investor disiagakan oleh lonjakan infeksi diluar China dan serangkaian peringatan baru dari perusahaan tentang dampak potensial terhadap bisnis. Di tempat lain, minyak mentah tergelincir setelah mencapai tertinggi dalam hampir empat minggu setelah lonjakan ekspor AS dan penurunan dramatis dalam ekspansi persediaan domestik. Fokus investor selanjutnya masih akan seputar krisis kesehatan di Tiongkok dan sebagaian menunggu data laporan pendapatan perusahaan untuk tahun 2019.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: