Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Punya Potensi Luar Biasa, Ekspor Pertanian Sumut Menonjol

Punya Potensi Luar Biasa, Ekspor Pertanian Sumut Menonjol Kredit Foto: Kementan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menghadiri akselerasi Gerakan Tiga Kali Ekspor (Geratieks) Sumatera Utara, Kamis (20/2/2020). Di sana, Mentan mendengar secara langsung data terbaru lalu lintas ekspor produk pertanian wilayah Sumatera Utara.

Hasilnya, Sumut tercatat mengalami kenaikan luar biasa sebesar 25 persen untuk periode 2018-2019. Kenaikan terjadi karena provinsi ini merupakan wilayah potensial dengan tanah subur yang menghasilkan sejumlah komoditas unggul siap ekspor.

"Ini membuktikan bahwa Sumut memiliki potensi yang sangat besar untuk pengembangan sektor pertanian ke depan. Saya sampaikan kepada Gubernur Sumatera Utara dan seluruh jajaran dinas pertanian agar terus berkarya dan meningkatkan ekspor yang ada," kata Syahrul saat melepas ekspor komoditas pertanian asal Sumatera Utara, Kamis.

Baca Juga: Hindari Makanan Instan, Syahrul Ajak Masyarakat Konsumsi Panganan Lokal

Sebagai catatan, Sumut memiliki 28 komoditas unggul yang siap mengekspor ke 28 negara. Potensi ini memiliki bobot volume hingga 4.058 ton, 373,6 meter kubik, dan 42.500 pcs bibit hortikultura dengan nilai transaksi mencapai Rp79,6 miliar.

Adapun komoditas yang diekspor terdiri dari ampas sawit, cengkeh, eucalyptus sawn timber, PKE, karet lembaran lempengan, kayu karet, kulit kayu manis, kelapa parut, kemiri, lidi, minyak sawit, daun nipah, pinang biji, RBD Olein, minyak kelapa mentah, dan kopi.

"Nilai ekspor paling besar mencapai 290,7 ton atau senilai Rp97,3 miliar, dengan berat total sebanyak 4.033 ton dan 223.902 meter kubik," katanya.

Baca Juga: Alhamdulillah. . . Neraca Perdagangan Sektor Pertanian Surplus

Selain itu, ada juga komoditas buah durian pasta dan bibit tanaman hias yang mencapai 12,3 ton atau 42.500 pcs dengan nilai transaksi sebesar Rp1,2 miliar. Pada subsektor tanaman pangan, ubi jalar beku memiliki total volume 11,5 ton atau setara dengan Rp436,2 juta.

"Kemudian dari sektor peternakan yang terdiri dari lipan, sarang barang walet (SBW) dengan volume 1 ton senilai mencapai Rp1,2 miliar," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: