Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pernyataan Kepala BPIP yang Kontroversi, Larang Gunakan Cadar hingga Salam Pancasila

Pernyataan Kepala BPIP yang Kontroversi, Larang Gunakan Cadar hingga Salam Pancasila Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Beberapa pernyataan Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi menimbulkan kontroversi dan menjadi perbincangan masyarakat, seperti masalah cadar.

Yudian sempat membuat kebijakan melarang penggunaan cadar bagi mahasiswi di UIN Sunan Kalijaga. Dia mengeluarkan surat keputusan B-1031/Un.02/R/AK.00.3/02/2018 perihal pembinaan mahasiswi bercadar tertanggal 20 Februari 2018.

Baca Juga: Said Didu: Justru BPIP Itu yang Musuhi Agama

Menurut Yudian, hadirnya UIN sebagai kampus yang Islam moderat, berkeadilan, atau Islam Nusantara menitikberatkan kepada cinta Tanah Air. Menurutnya, kehadiran mahasiswa bercadar yang mempresentasikan HTI adalah bentuk penghianatan.

“Apa yang mereka lakukan hari ini bisa dikatakan tersesat sebagai ideologi politik. Jika betul meminta kilafah ini kudeta, pemberontakan,” terangnya.

Pernyataan kontroversi kedua adalah agama musuh terbesar Pancasila. "Musuh Pancasila paling besar itu apa sih? Jujur, musuh terbesar Pancasila itu adalah agama," kata Yudian dalam sesi wawancara itu, Rabu (12/2/2020).

Yudian menegaskan, yang dimaksud agama menjadi musuh Pancasila jika salah mengelola. Dia mencoba menjelaskan dengan menggunakan hukum kebendaan bahwa jika bangsa dan negara ini tidak bisa mengelola apapun itu maka bisa terjadi laknat agama dan itu merupakan hukum Allah.

"Itu yang sedang saya ingatkan, sebaiknya bangsa ini kembali ke konsensus ini maksud saya awalnya begini. Sebab jika tidak kita kelola dengan baik ini akan menjadi laknat, itu maksudnya agama jadi musuh kalau ada orang-orang bergama menggunakan agama secara sepihak secara ekstrim," ucapnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Shelma Rachmahyanti

Bagikan Artikel: