Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Banyak Pengangguran dan Ekonomi Palestina Terpukul Imbas Blokade 5.000 Pabrik di Gaza

Banyak Pengangguran dan Ekonomi Palestina Terpukul Imbas Blokade 5.000 Pabrik di Gaza Kredit Foto: Reuters/Mohamad Torokman
Warta Ekonomi, Gaza -

Ketua Popular Committee Against the Siege on Gaza Jamal Al-Khodari mengatakan ekonomi masyarakat Palestina terpukul imbas penutupan 5.000 pabrik di Jalur Gaza. Blokade jalur yang dilakukan Israel itu telah berlangsung selama 13 tahun.

Dia mengatakan penutupan ribuan pabrik mencerminkan tingkat penderitaan kemanusiaan sebagai akibat blokade Israel. Ribuan pekerja, insinyur, akuntan, dan teknisi kehilangan pekerjaan mereka.

Baca Juga: Pembangunan 'Dinding Pemisah' Gaza Dipercepat, Mesir Intensifkan Para Pekerjanya

"Realitas ini memiliki dampak bencana pada ekonomi Palestina dan efek berbahaya pada kehidupan lebih dari dua juta penduduk yang mengalami pengepungan di Gaza," ujar Al-Khodari dikutip laman Middle East Monitor belum lama ini.

Dia mencatat 85 persen penduduk Gaza hidup di bawah garis kemiskinan. Hal itu merefleksikan realitas kehidupan yang parah di Gaza. Hingga kini Israel masih memberlakukan larangan ekspor dan impor.

Tak hanya itu, Israel secara sengaja membatasi masuknya bahan-bahan baku ke Gaza. Menurutnya, tak ada cara lain untuk memperbaiki kehidupan masyarakat Gaza selain mencabut dan mengakhiri blokade. Dia menyerukan seluruh negara dunia menekan Israel untuk melakukan hal tersebut.

Pertengahan 2019 lalu, Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengatakan situasi sosial dan ekonomi di Jalur Gaza kian memburuk. Blokade Israel menjadi penyebab utama terjadinya hal tersebut.

“Situasi sosial dan ekonomi di Gaza bergerak dari buruk menjadi lebih buruk,” ujar Direktur Operasi UNRWA di Gaza, Matthias Schmale, saat menghadiri pertemuan yang diselenggarakan Press House pada 30 Juni 2019.

Menurut dia, blokade Israel merupakan penyebab utama memburuknya situasi di Gaza.

“Blokade telah menyebabkan tingkat pengangguran yang lebih tinggi, keruntuhan ekonomi, dan pembatasan perdagangan bebas,” ucapnya.

Menurut Biro Pusat Statistik Palestina, jumlah pengangguran di Gaza terus meningkat setiap tahunnya.

Pada 2018, persentase pengangguran di sana mencapai 52 persen dari total populasi sekitar dua juta orang. Jumlah tersebut meningkat delapan persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Program Pangan Dunia PPB (WFP) pernah melaporkan bahwa Gaza dibekap rawan pangan. Hal itu memengaruhi setidaknya dua pertiga penduduk di sana. Israel mulai menerapkan blokade terhadap Gaza pada 2007. Hal itu terjadi sejak Hamas mengambil alih kontrol daerah tersebut dari tangan Fatah.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: