Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Trump Mulai Bergegas buat Teken Perjanjian Damai dengan Taliban

Trump Mulai Bergegas buat Teken Perjanjian Damai dengan Taliban Kredit Foto: Reuters/Parwiz
Warta Ekonomi, Washington -

Donald Trump mengatakan, ia akan mencantumkan namanya dalam perjanjian damai dengan Taliban. Tapi, hal ini akan dilakukannya jika tidak ada serangan atau kekerasan yang dilakukan di Afghanistan dalam kurun waktu seminggu ke depan.

"Saya ingin melihat bagaimana periode seminggu ini berjalan. Dengan anggapan itu berjalan kurang dari satu minggu ke depan, saya akan mencantumkan nama saya di atasnya (perjanjian damai dengan Taliban)," ucap Trump, seperti dilansir Sputnik pada Senin (24/2/2020).

Baca Juga: AS-Taliban Susun Kesepakatan dalam Penggunaan Alat Komunikasi, untuk Apa?

Ddalam pernyataan yang dikeluarkan secara bersamaan antara Menteri Luar Negeri AS, Michael Pompeo dan Taliban pekan lalu, kedua belah pihak akan menandatangani kesepakatan damai pada tanggal 29 Februari mendatang. Ini membuka jalan untuk mengakhiri perang Amerika terpanjang sepanjang sejarah.

Kesepakatan itu menyerukan penarikan bertahap semua pasukan AS dari Afghanistan dengan imbalan jaminan dari Taliban, tidak akan membiarkan tanah Afghanistan digunakan untuk terorisme, dan akan berpartisipasi dalam proses rekonsiliasi dengan warga Afghanistan lainnya.

"Negosiasi intra-Afghanistan akan dimulai segera sesudahnya, dan akan membangun langkah yang mendasar ini untuk memberikan gencatan senjata yang komprehensif dan permanen serta road map politik masa depan Afghanistan," bunyi pernyataan Pompeo.

Seremoni penandatanganan akan didahului dengan gencatan senjata atau pengurangan kekerasan selama tujuh hari yang dimulai pada Sabtu lalu. Gencatan senjata ini akan diamati oleh semua pihak yang terlibat dalam konflik yaitu pasukan AS, Taliban, dan pasukan keamanan Afghanistan. Semua pihak telah mengklarifikasi bahwa mereka berhak untuk menanggapi serangan.

Periode ini seharusnya bertindak sebagai langkah membangun kepercayaan, serta ukuran apakah Taliban memiliki kendali penuh atas pasukan tempur mereka.

"Kedua belah pihak sekarang akan menciptakan situasi keamanan yang sesuai sebelum tanggal penandatanganan perjanjian, memperpanjang undangan ke perwakilan senior dari berbagai negara dan organisasi untuk berpartisipasi dalam upacara penandatanganan," bunyi pernyataan Taliban.

Penandatanganan akan diadakan di Ibu Kota Qatar, Doha, di mana Taliban telah mempertahankan kantor politik tidak resmi selama bertahun-tahun, dan di mana kedua pihak telah terlibat dalam negosiasi yang sangat melelahkan selama hampir 18 bulan.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: