Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

IHSG Terkapar, Asing Bawa Pulang Duit HIngga Setengah Triliun

IHSG Terkapar, Asing Bawa Pulang Duit HIngga Setengah Triliun Kredit Foto: Antara/Aprillio Akbar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali memerah dengan ditutup turun 1,28% atau 75.20 poin kelevel 5.807,05 dengan saham-saham sektor pertanian 1.84% dan Aneka Industri 1.55% membebani IHSG.

 

Pada, hari ini investor asing bahkan melakukan aksi jual bersih sebesar Rp505.46 miliar dengan saham-saham perbankan yang ramai dijual investor dimana tercatat saham BBRI, BBCA, BBNI dan BMRI menjadi top net sell value diatas Rp100 miliar. 

 

“Minimnya sentimen di perdagangan awal pekan menjadi faktor pelemahan diperkeruh dengan melonjaknya kasus virus korona diluar Tiongkok sehingga investor beranggapan dapat memicu risiko penurunan pertumbuhan ekonomi global,” kata Head of Research Reliance Sekuritas, Lanjar Nafi, di Jakarta, Senin (24/2/2020). 

 

Baca Juga: Wadaw! Pasar Modal Terbakar, Ratusan Miliar Rupiah Melayang!

 

Tercatat, ekuitas Asia mayoritas melemah diawal sesi perdagangan tanpa bursa saham Jepang yang ditutup libur. Indeks CSI300 (-0.40%) turun mendekati setengah persen mengiringi ekuitas berjangka AS yang anjlok karena negara-negara berjuang untuk menjaga epidemi virus korona agar tidak menyebar lebih jauh keluar China. Benchmark Korea Selatan turun 3.9% memimpin penurunan signifikan diseluruh Asia setelah salah satu kawasan di Isolasi akibat epidemi virus korona.

 

Adapun, bursa saham Eropa anjlok secara signifikan dengan rata-rata turun lebih dari 3% diawal sesi perdagangan. Indeks Eurostoxx (-3.33%), FTSE100 (-3.02%) dan DAX (-3.42%) turun dalam diawal pekan menuju penurunan terbesar sejak tahun 2016 karena investor beralih kepada aset haven ditengah epidemi virus korona meluas ke Eropa. Italia menutup area yang dihuni lebih dari 50rb jiwa didekat kota Milan meningkatkan kekhawatiran investor terhadap iklim bisnis yang terjadi. Pada perdagangan selanjutnya investor masih mengimbangi potensi penyebaran korona virus yang semakin luas dan data pertumbuhan GDP di German.

 

 

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: