Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tak Hanya Renggut Korban Jiwa, COVID-19 Munculkan Lagi Sinophobia

Tak Hanya Renggut Korban Jiwa, COVID-19 Munculkan Lagi Sinophobia Kredit Foto: South China Morning Post
Warta Ekonomi, Jakarta -

Minggu-minggu ini sejak COVID-19 menyebar ke seluruh dunia, banyak tindakan diskriminasi terhadap warga China atau siapa pun yang melihat orang Asia Timur muncul di jalan.

Dilansir dari Bbcnews, diskriminasi terhadap warga China ini bukanlah hal yang baru. Salah satunya adalah Sinophobia atau anti-China, yaitu suatu ketakutan dari ketidaksukaan terhadap warga, budaya, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan Tiongkok. Fenomena tersebut telah terekam sejak berabad-abad.

Baca Juga: Jumlah WNI Positif Virus Corona Bertambah

Dengan munculnya berbagai cara yang telah dimanifestasikan selama virus corona ini, mengungapkan makin kompleksnya hubungan China dengan negara lainnya saat ini. Contohnya, pernyataan terkait fenomena tersebarnya virus corona yang telah muncul di dunia yang kemudian diekspresikan dengan cara berbeda oleh negara-negara luar lainnya.

Banyak negara asing melakukan diskriminasi pada warga Tiongkok. Muncul berbagai meme atau celotehan-celotehan yang menyeleweng soal virus corona. Di negara-negara asing seperti Eropa, AS, Autralia, dll, telah memperlihatkan orang Asia merupakan minoritas. Hal ini dipicu oleh stereotip bahwa orang Tiongkok sangat kotor dan telah menyebarkan virus corona akibat mereka tidak memiliki adab, memakan hewan mentah atau hidup-hidup secara langsung, yang menimbulkan terjadinya virus COVID-19.

Kehadiran virus ini membuat minoritas Asia secara fisik dijauhi di tempat umum atau telah menjadi sasaran omelan publik dan tindakan rasisme kepada mereka. Kemudian lelucon umum tentang orang China yang memakan apa pun secara hidup-hidup telah ditelusuri. Sementara, tindakan seperti ini pun muncul di Asia, retorika anti-China di sini juga mengambil nada yang lebih dalam dan mungkin lebih sinophobia.

Di Singapura dan Malaysia, ratusan ribu orang telah menandatangani petisi online yang menyerukan larangan total bagi warga negara China untuk memasuki negara mereka. Pemerintah kedua negara tersebut telah menerapkan semacam larangan masuk bagi warga Tiongkok.

Bagi sebagaian masyarakat yang melihat positif terhadap China yang menangani penyebaran virus COVID-19 ini, akan timbul kekaguman yang luar biasa terhadap apa yang dapat dilakukan oleh China, salah satunya membangun rumah sakit dalam beberapa hari.

Sementara itu, kecemasan dan keputusasaan atas diskriminasi makin dalam bagi banyak minoritas Tionghoa dan Asia di berbagai negara karena wabah ini terus berlanjut tanpa akhir yang terlihat dan belum mencapai perkembangan dalam proses pemulihannya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: