Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pontang-Panting Tangani Corona, China Didesak AS untuk. . . .

Pontang-Panting Tangani Corona, China Didesak AS untuk. . . . Kredit Foto: Redaksi 1
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah China masih bekerja keras dalam menanggulangi wabah virus corona yang telah menewaskan ribuan nyawa itu. Namun di samping itu, China juga tengah mengupayakan untuk dapat memenuhi janji yang dibuat dalam kesepakatan dagang dengan Amerika Serikat (AS). 

Perwakilan Perdagangan AS, Robert Lighthizer, dan Sekretaris Pertanian AS, Sonny Perdue, mengakui bahwa wabah virus corona akan secara tajam mengurangi kemampuan China dalam memenuhi janjinya untuk meningkatkan pembelian produk pertanian AS selama beberapa tahun mendatang. Kendati begitu, Perdue berharap bahwa China akan patuh terhadap setiap perjanjian dalam kesepatan dagang tahap I.

Baca Juga: Jubir Kemenlu China Ngamuk ke AS: Kami Tak Akan Tinggal Diam!

"Didorong oleh kemajuan yang dibuat minggu lalu dalam memenuhi komitmen pembelian produk pertanian, kami sepenuhnya mengharapkan kepatuhan China dalam semua elemen kesepakatan," tegas Perdue, dilansir dari South China Morning Post, Jakarta, Rabu (26/02/2020).

Asal tahu saja, dalam beberapa waktu terakhir, China telah mengambil beberapa kebijakan untuk memenuhi syarat-syarat perjanjian dagang, termasuk di antaranya melonggarkan pembatasan impor produk kentang dan makanan hewan dari AS, serta mengakhiri larangan produk unggas AS.

Baca Juga: Gak Salah Nih? Hadapi Dampak Corona, Pemerintah Guyur Influencer Rp72 M

Selain itu, Departemen Pertanian AS juga menyebut bahwa China telah memperluas akses AS ke pasar daging China mulai pekan ini. Kemudian, kantor bea cukai China juga resmi mencabut larangan terhadap produk daging sapi asal AS pada Senin (24/02/2020) lalu. 

Meski diakui bahwa semua langkah tersebut memungkinkan AS menjual lebih banyak produk makanan ke China, tidak ada yang dapat menjamin permintaan masyarakat China atas produk tersebut akan meningkat. Terlebih lagi, beberapa wilayah di China masih diisolasi untuk mencegah penyebaran virus corona lebih luas lagi.

"Presiden Donald Trump menandatangani perjanjian fase satu sedikit lebih dari sebulan yang lalu dan kami sudah melihat hal positif," ujar Lighthizer menanggapi kemungkinan tersebut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: