Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pemerintah Dorong PLN Uji Coba Metode Co-Firing di Pembangkit Listrik Tenaga Uap

Pemerintah Dorong PLN Uji Coba Metode Co-Firing di Pembangkit Listrik Tenaga Uap Kredit Foto: Pembangkitan Jawa Bali (PJB)
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah melalui Kementerian ESDM mendorong pemanfaatan bahan bakar dari biomassa dan sampah untuk pembangkit listrik agar dapat dilaksanakan dengan cepat tanpa perlu melakukan pembangunan pembangkit, yakni melalui implementasi teknologi co-firing PLTU batubara.

Co-firing PLTU merupakan sebuah teknologi substitusi batubara dengan bahan bakar energi terbarukan pada rasio tertentu dengan tetap memperhatikan kualitas bahan bakar sesuai kebutuhan.

Baca Juga: Bos PLN Blusukan ke Daerah yang Listriknya Padam Akibat Banjir

Metode co-firing dinilai telah umum dilakukan oleh sejumlah PLTU batubara di Eropa dan Amerika. Bahan baku campuran co-firing adalah biomassa termasuk sampah yang dilakukan pengolahan menjadi pellet sampah, pellet kayu, maupun wood chip.

"Mengoptimalkan energi terbarukan dalam mendorong target bauran EBT sebesar 23% pada 2025, uji coba co-firing telah dilakukan di berbagai PLTU di Indonesia dengan campuran co-firing 1 sampai 5 persen," jelas Kementerian ESDM melalui Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK), Agung Pribadi.

Dirinya melanjutkan, metode co-firing ini juga tercantum dalam Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) 2019-2038, di mana disebutkan bahwa roadmap konservasi energi untuk kegiatan penyediaan energi salah satunya mencakup program peningkatan efisiensi energi pada pemakaian sendiri dan co-firing.

Dikutip dari keterangan resmi Kementerian ESDM, pihak PLN telah mengujicobakan co-firing salah satunya di PLTU Jeranjang, Nusa Tenggara Barat dengan memanfaatkan pellet biomassa hasil dari metoda Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) yang telah dikembangkan oleh STT PLN, PT IP, dan Pemkab Klungkung. Memanfaatkan wood pellet dan palm kernel Shell, pembangkit PJB juga telah melakukan uji coba di 5 PLTU jenis PC (Pulverized Coal) dan CFB (Circulating Fluidized Bed).

Uji coba co-firing mulai dari 1%, 3%, hingga 5% dan bekerja sama dengan beberapa pihak lain di antaranya IPB, MHPS & Sumitomo FW, BPPT, ITS, Lemtek UI, PLN Puslitbang dan Pusenlis. Hasilnya, dari berbagai parameter meliputi visual mixing, material pyrite, parameter operasional coal mill untuk point critical (seperti arus coal mill, bowl pressure, mill outlet temperature) serta temperatur FEGT pada co-firing batubara dan wood pellethingg 3% menunjukkan hasil yang baik dan masih aman bagi coal mill.

Untuk memenuhi kebutuhan 1% co-firing di PLTU di Indonesia, dibutuhkan biomassa sebanyak 17.470 ton per hari atau 5 juta ton wood pellet per tahun, ekuivalen dengan 738 ribu ton per tahun pellet sampah.

Selanjutnya, PLN akan memetakan masing masing PLTU yang ada di Indonesia dalam matriks hubungan kapasitas EBT yang dapat dihasilkan dengan ketersediaan feedstock di area 50 km sekitar PLTU.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: