Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Puan Kritik Penanganan Pemerintah Soal Corona: Jangan Reaktif!

Puan Kritik Penanganan Pemerintah Soal Corona: Jangan Reaktif! Kredit Foto: Okezone/Ady
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua DPR RI, Puan Maharani, mengkritik cara pemerintah dalam menangani penyebaran virus corona atau COVID-19. Ia menilai penanganannya masih reaktif, belum menyeluruh pada dampak yang diakibatkan penyebaran virus mematikan ini.

Puan lalu meminta pemerintahan Presiden Joko Widodo untuk serius menangani dampak corona ini. Ketua DPP PDI Perjuangan itu juga menyinggung pemulangan WNI dari wilayah yang terjangkit virus corona seperti di Wuhan China, Jepang, dan pemulangan 188 WNI dari kapal pesiar Word Dream.

Baca Juga: 11 Kematian Akibat Corona Timpa Italia, KBRI Minta Para WNI Tenang

"Yang saya minta adalah pemerintah kesiapannya dalam mencermati hal yang terkait COVID-19. Jadi jangan kemudian hanya reaktif kemudian sepotong-sepotong, tetapi bagaimana mencermati hal ini tuh secara keseluruhan," kata Puan di gedung DPR, Jakarta, Rabu (26/2/2020).

Menurut mantan Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) itu, pemerintah harus melihat banyak aspek agar penanganan virus corona bisa dilakukan dengan sangat baik dan bersifat jangka panjang. Dengan begitu, dampaknya tidak berpengaruh negatif pada sektor lainnya.

"Dari proses mitigasinya, dari proses iklim ekonomi dan investasi, dari proses pariwisata, proses kesiapan safety untuk menjaga masyarakat Indonesia itu tidak terkena dampaknya dan sebagainya," jelas Puan.

Dia menganggap penanganan yang dilakukan selama ini cenderung reaktif. Mestinya, lanjut Puan, bisa berkoordinasi dengan banyak pihak.

"Jadi jangan reaktif, ada kasus di sana begini, kasus di sini begitu. Tapi bagaimana memitigasi ini secara menyeluruh. Jadi harusnya pemerintah lebih koordinasi untuk hal ini," tegas politisi senior PDIP itu.

Ada dua tempat WNI di luar negeri yang harus dievakuasi dari lokasi yang terjangkit virus corona. Pertama, ada 69 WNI yang masih berada di kapal pesiar Diamond Princess di Pelabuhan Yokohama Jepang. Kapal ini dianggap sebagai salah satu pusat penyebaran baru corona. Sembilan WNI disebut positif corona di kapal ini sehingga mereka dirawat di RS yang ada di sana.

Lokasi kedua yang dievakuasi adalah 188 WNI. Mereka berada di kapal World Dream dan terombang-ambing di lautan internasional karena ditolak banyak negara. Kapal ini juga disebut sebagai pusat penyebaran walau hasil tes membuktikan negatif. Akan tetapi, mereka sudah dievakuasi dan diobservasi di Kepulauan Seribu, Jakarta.

Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I Laksamana Madya Yudo Margono mengatakan 188 WNI yang berada di Kapal World Dream itu terdiri dari 16 perempuan dan 177 laki-laki. Kapal itu berada di dekat Bintan, Kepulauan Riau.

WNI yang semuanya berprofesi sebagai ABK (Anak Buah Kapal) itu dipindahkan dari kapal World Dream ke KRI Dr Soeharso (990). Ia menjelaskan sebelum masuk ke KRI, seluruh WNI diperiksa kesehatan di atas kapal yang berfungsi sebagai rumah sakit itu.

Setelah lolos uji kesehatan, mereka bertolak ke Pulau Sebaru, Kepulauan Seribu, Jakarta, untuk diobservasi selama 14 hari. Itu berdasarkan protokol kesehatan dari organisasi kesehatan dunia atau WHO.

"Kemudian akan dilaksanakan apa namanya tes darah kemungkinan dari Kemenkes. Setelah itu, kurang lebih jam 13.00 atau jam 14.00 kapal SHS akan bertolak menuju ke Pulau Sebaru," kata Laksdya Yudo Margono di Markas Kolinlamil, Rabu (26/2/2020).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: