Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

PKPI: Gara-Gara Anies Kerja, Jakarta Malah Banjir

PKPI: Gara-Gara Anies Kerja, Jakarta Malah Banjir Kredit Foto: Antara/Aprillio Akbar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dewan Pakar Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Teddy Gusnaidi menyerang Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

"Pak Anies itu adalah orang yang paling beruntung di Indonesia dan mungkin di dunia," kata Teddy di Jakarta, belum lama ini.

Baca Juga: Anies Tak Hadir Rapat Banjir di DPR Karena...

Dia menyampaikan dahulu orang mencari tiket untuk calon gubernur itu saling sikut, berbulan-bulan, bertahun-tahun, tenaga, biaya, keringat. Tapi, Anies hanya dalam beberapa hari, dengan mudah dia bisa menerima tiket menjadi calon gubernur.

"Bahkan melengserkan calon gubernur Pak Sandiaga Uno yang sudah berbulan-bulan melakukan kampanye untuk mendapatkan tiket itu. Itu baru keberuntungan pertama," katanya.

Selanjutnya ketika kampanye. Menurutnya, Anies tidak perlu melakukan hal yang benar. Alasannya karena dia ditolong, dan dia menjadi gubernur bukan karena apa yang dia lakukan tapi pemilihnya diteror dengan teror dosa.

"Maka kalau saya bercanda-bercanda, jika sandal jepit saat itu boleh melawan Pak Ahok maka menanglah sandal jepit itu," kata dia.

Teddy mengatakan keberuntungan Anies selanjutnya adalah setelah dia menjadi gubernur, DKI sudah tertata. Sistemnya sudah ada, polanya sudah ada. Semuanya sudah ada tinggal dijalankan. "Lagi-lagi sambil bercanda kita mengatakan ini sudah jalan ini barang. Pak Anies tinggal tidur pun, ini jalan ini. Pak Anies akan menjadi gubernur yang berhasil ketika dia tidur," katanya.

Oleh karena itu, dia tidak sepakat ketika ada yang mengatakan Anies tidak bekerja. Menurutnya itu salah.

"Pak Anies bekerja. Karena Pak Anies bekerjalah maka Jakarta ini hancur. Kalau Pak Anies tidak bekerja berjalanlah Jakarta ini dengan baik karena sistem yang sudah ada," ujarnya.

Teddy membantah pernyataannya itu cuma nyinyir belaka. Dia mengklaim ketika Jokowi dan Ahok menjadi gubernur, ada titik A, B, dan C, yang sebelumnya banjir, tidak banjir lagi.

"Sebelum Pak Ahok, dan Pak Jokowi jadi gubernur, ada titik D, E, dan F. Di zaman Pak Sutiyoso juga itu tidak banjir. Di zaman Pak Jokowi dan Pak Ahok itu diperkuat sehingga A, B, C, D, E, F, titik itu tidak lagi banjir. Ketika masuk di rezimnya Pak Anies, itu banjir pak," cetusnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: