Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Penjagaan Kendor, Pasien Terinfeksi Corona dari Wuhan Lepas dan Gegerkan China

Penjagaan Kendor, Pasien Terinfeksi Corona dari Wuhan Lepas dan Gegerkan China Kredit Foto: Reuters/Stringer
Warta Ekonomi, Wuhan -

Beberapa saat setelah diisolasi dan diblokade (lockdown) pada tanggal 23 Januari 2020 pukul 10.00, pengamanan Kota Wuhan ditingkatkan. Bukan hanya petugas medis, pengerahan personel kepolisian dan militer dalam skala besar dilakukan ke Ibu Kota Provinsi Hubei yang berada di wilayah tengah China itu.

Tidak hanya pintu keluar-masuk tol, bandar udara, dan stasiun kereta api, jalan tikus pun sulit ditembus karena ketatnya pengamanan. Hal itu agar wabah penyakit radang paru-paru berat yang diakibatkan oleh virus corona jenis baru atau COVID-19 yang berepisentrum di Wuhan itu tidak makin meluas penyebarannya.

Baca Juga: Nasib! Pengusaha Amerika Curhat Masih Bergantung pada Pasokan China di Tengah Wabah Corona

Tak peduli siapa pun itu, orang asing yang pada tanggal tersebut berada di kota berpenduduk sekitar 11 juta jiwa itu juga mendapatkan perlakuan yang sama. Setelah berbagai pendekatan dan kesepakatan dengan pemerintah China, beberapa warga negara asing, termasuk 238 warga negara Indonesia bisa meninggalkan Wuhan.

Namun pekan ini masyarakat China dihebohkan oleh seorang pasien COVID-19 yang berhasil dengan mudahnya melarikan diri dari Wuhan. Bahkan perempuan bermarga Huang itu bisa mengemudikan mobil bersama keluarganya dalam waktu tempuh sekitar 24 jam untuk melakukan perjalanan Wuhan-Beijing.

Kenapa dia bisa lolos dari Wuhan dan dengan leluasanya bisa melakukan perjalanan dengan keluarganya ke Beijing? Bukankah pengamanan di Wuhan sangat ketat?

Demikian pula pengamanan di Beijing. Apalagi sehari setelah Wuhan ditutup, setiap rumah di beberapa daerah lain di China digedor oleh petugas kepolisian untuk menanyai satu-persatu penghuninya apakah ada yang berasal dari Wuhan atau punya riwayat perjalanan ke kota terkaya ketujuh di China itu dalam waktu 14 hari terakhir.

Pertanyaan-pertanyaan dan berbagai jenis kemuskilan lainnya yang muncul dari kalangan warganet China atas peristiwa yang tidak lazim itu tidak bisa dihindari. Apalagi China sangat ketat dan kaku dalam menerapkan aturan sehingga jarang sekali petugas memberikan toleransi apa pun.

Tidak mengherankan kalau wabah tersebut juga telah berbuntut pemecatan besar-besaran pejabat eksekutif dan pejabat teras Partai Komunis China (CPC) dari semua tingkatan di Wuhan dan Provinsi Hubei.

Mantan Tahanan

Sejumlah media di China mendapati bahwa Huang telah berada di permukiman penduduk di Distrik Dongcheng, Beijing, pada Senin (24/2/2002). Dia tiba dari Wuhan sejak Sabtu (22/2/2020), kemudian memeriksakan diri karena sempat mengalami demam dan sakit tenggorokan sejak 18 Februari, demikian pernyataan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular Beijing (BCDPC).

Otoritas pemerintahan di Hubei langsung menggelar investigasi atas kasus tersebut pada Rabu (26/2) atas dasar pemberantasan wabah COVID-19 adalah dengan menutup semua akses keluar-masuk Wuhan.

Seorang narasumber yang dikutip laman berita Yicai mengungkapkan bahwa perempuan tersebut merupakan tahanan yang baru saja dibebaskan dari Wuhan. Huang didiagnosis terpapar COVID-19 saat masih berada di Wuhan.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: