Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gawat, Virus Corona Sudah Serang Wakil Presiden Iran, Kian Parah?

Gawat, Virus Corona Sudah Serang Wakil Presiden Iran, Kian Parah? Kredit Foto: Reuters/CNS Photo
Warta Ekonomi, Teheran -

Wakil Presiden Iran Masoumeh Ebtekar didiagnosis positif mengidap virus corona atau Covid-19. Ia menjadi salah satu orang yang terjangkit di tengah perjuangan Iran menghentikan penyebaran penyakit tersebut.

Mengutip dari Independent, Jumat (28/2/2020), Masoumeh Ebtekar adalah satu di antara 254 orang yang terinfeksi virus corona di negara Timur Tengah. Di mana 26 orang lainnya telah meninggal dunia.

Baca Juga: Arab Saudi Tangguhkan Visa Umrah, Iran Bilang Kebijakan yang Harus Dihormati

Masoumeh Ebtekar yang merupakan wakil presiden untuk urusan wanita dan keluarga lebih dikenal secara internasional sebagai juru bicara berbahasa Inggris bagi para penyandera yang merebut Kedutaan Amerika Serikat di Kota Teheran, Iran, pada 1979. Peristiwa itu memicu krisis diplomatik selama 444 hari.

Sementara pada awal pekan ini Wakil Menteri Kesehatan Iran Iraj Harirchi juga dinyatakan positif terkena virus corona. Ia dinyatakan terjangkit setelah beberapa jam tampak tidak sehat dalam sesi konferensi pers.

Kasus-kasus virus korona atau Covid-19 di Iran meningkat 106 dalam 24 jam terakhir. Kementerian Kesehatan Iran mengumumkannya pada Kamis (27/2/2020).

Dilaporkan, korban meninggal di Iran akibat virus corona lebih tinggi dibanding negara mana pun, kecuali China yang menjadi tempat epidemi dimulai.

Wabah virus corona telah mendorong Pemerintah Iran membatalkan Salat Jumat di Teheran. Juru bicara Kementerian Kesehatan Kianush Jahanpur mengatakan ada juga rencana untuk memberlakukan pembatasan di beberapa situs suci Muslim, tetapi rencana itu perlu persetujuan presiden.

Ia berbicara kepada stasiun televisi pemerintah IRNA mendesak warga Iran menghindari perjalanan yang tidak perlu di dalam negeri.

IRNA melaporkan warga negara China telah dilarang memasuki Iran. Pembatasan serupa juga sudah diterapkan oleh puluhan negara lain, termasuk AS, Rusia, Korea Selatan, dan Australia dalam upaya membendung penyebaran virus corona.

Michael Ryan, direktur eksekutif program kedaruratan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mengatakan tingkat kematian 10 persen Iran, lima kali lebih tinggi dari China, mungkin karena kasus penyakit yang lebih ringan yang tidak diangkat.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: