Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Said Didu Kritik Pesawat Baru Jokowi, Istana Bilang...

Said Didu Kritik Pesawat Baru Jokowi, Istana Bilang... Kredit Foto: Viva
Warta Ekonomi -

Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu, mengatakan dia berharap juru bicara Presiden Fadjroel Rachman tidak memprotes pesawat kepresidenan Republik Indonesia Boeing 777 yang tengah viral di media sosial.

Dinilai bahwa Fadjroel terkenal paling kritis ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membeli pesawat kepresidenan RI pada akhir masa jabatan 2014.

"Semoga jubir Fajroel tidak ptotes atas ditambahnya pesawat kepresidenan karena dulu saat pak @SBYudhoyono beli pesawat kepresidenan tiap hari protes," tulis Said lewat Twitter yang dikutip pada Jumat, 28 Februari 2020.

Selain itu, warganet juga ikut merespons viralnya foto pesawat kepresidenan Republik Indonesia Boeing 777. Padahal, situasi ekonomi saat ini dinilai sedang kurang baik. 

"Buat apa nambah B777? Keuangan negara cekak dan hutang menggunung, defisit di mana-mana. Belanjakan uang untuk hal-hal yang bisa segera dirasakan masyarakat. Bukan membelanjakan uang untuk hal-hal yang tidak ada manfaatnya bagi masyarakat. Kalau perlu jual/sewakan itu pesawat yang ngganggur, kan dapat uang," tulis akun aisal Yazdi @faisalyazdi.

Diketahui, Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan pesawat baru itu akan ditumpangi Presiden Jokowi dalam kunjungannya ke Amerika Serikat. Menurut dia, pesawat tersebut sewaan dari maskapai Garuda Indonesia. Oleh karena itu, Istana membantah adanya pembelian pesawat kepresidenan baru.

Rencananya, Jokowi akan hadir dalam acara Asean-US Special Summit dalam waktu segera. Selain itu, Pramono mengatakan salah satu agenda Presiden Jokowi juga akan bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Ia mengatakan pesawat kepresidenan RI yang ada sekarang ini jika dipakai harus transit tiga kali. Padahal, setiap transit mesti mengisi bahan bakar sehingga membuat biaya jadi tambah mahal saat dihitung.

"Dibandingkan dengan menggunakan pesawat yang selama ini digunakan sudah lebih mahal, capek kemudian, yang diangkut juga terbatas," kata Pramono.

Baca Juga: Tegas! Bule Inggris Eks Napi Narkoba Diusir dari Bali

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: