Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Corona Berulah, Ini Harapan Pengusaha Sawit

Corona Berulah, Ini Harapan Pengusaha Sawit Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ancaman virus corona perlahan tapi pasti mulai menjegal upaya harga CPO (Crude Palm Oil) atau sawit untuk menjangkau harga di atas angka ideal. Ketua Bidang Komunikasi Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia Tofan Mahdi menyebut dampak Corona perlahan tapi pasti akan menjelang, namun belum mampu menyebutkan seberapa besar dampaknya.

"Industri sawit pasti kena dampak juga, cuma belum kita analisis seberapa besar dampaknya," katanya di acara Palm Oil Edu Talk di MAN Insan Cendekia, Sabtu (29/2/2020).

Baca Juga: Ancaman Corona Kala Fluktuatifnya Harga CPO

Harapannya tentu agar situasi ini cepat berlalu. Berlalunya badai menurutnya akan segera usai kala memasuki musim panas.

"Kita berharap outbreak dari Corona ini cepat berlalu, karena sebentar lagi kan kita memasuki musim kemarau. Virus ini mustinya tidak tahan terhadap cuaca panas. Dan kita harap akan ada lonjakan permintaan disitu," ujarnya.

Corona bukan satu-satunya tantangan bagi CPO. Fluktuatifnya harga menjadi salah satu kendala.

"Filosofi tentang harga itu, itu semua tentang pasar. Pasar itu kan sensitif. Ada isu begini, orang ambil posisi short atau sell. Tapi kita yakin ketika Corona ini selesai isunya, semua akan kembali normal," lanjutnya.

Baca Juga: CPO Indonesia Miliki Keunggulan Komparatif, Tapi Kok?

B30 menjadi salah satu pendongkrak sentimen terhadap industri sawit. Keberadaan B30 sendiri menjadi dinding pertahanan utama, kala Corona semakin mengancam.

"Kemarin kita sangat bergembira dan optimis, B30 ini mengangkat pasar, permintaan ekspor juga naik. Saya yakin ini dampak jangka pendek. Seharusnya pasar tenang, dan tetap optimis permintaan sawit akan sangat baik, sehingga harga bisa menemukan titik keseimbangan baru," katanya.

Nilai penjualan ideal CPO berkisar pada USD 700 per ton. Sebelumnya laporan GAPKI menyebut realisasinya pada bulan September 2019 berada di bawah ideal yakni USD 520/MT.

Harga CPO sempat naik hingga kisaran USD 800 per ton pada Januari 2020. Maraknya Corona rupanya belum meruntuhkan daya saing CPO. "Sekarang masih di kisaran USD 700an. Kita harap tidak turun lebih jauh," ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: