Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pemerintah dan Praktisi Akui Ada Disinformasi tentang Sawit Hingga Level Sekolah

Pemerintah dan Praktisi Akui Ada Disinformasi tentang Sawit Hingga Level Sekolah Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

"Tau ga kesamaan kamu dan sawit? Sama sama ga bisa lepas dari hidup aku," tulis akun salah satu peserta acara Palm Oil Edu Talk di MAN Insan Cendekia, Sabtu (29/2/20209.

Sawit pada umumnya menjadi bahan dasar bagi banyak komponen yang mendukung kehidupan manusia. Sebut saja perkakas mandi seperti sabun dan shampo, hingga bahan baku makanan seperti mentega.

Namun informasi negatif mengenai sawit juga tidak sedikit yang bertebaran. Bahkan masuk hingga ke level sekolah.

"Ternyata di sekolah-sekolah ada yang mengangkat ujian tentang kelapa sawit ini tapi negatif. Ada pertanyaan ujian di SMA, sebutkan pohon yang tidak baik bagi lingkungan. Pas ditanya jawabannya apa, jawabannya sawit," ujar Kepala Divisi Perusahaan Badan Pengelolaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit Achmad Maulizal Sutawijaya di acara Palm Oil Edi Talk di MAN Insan Cendekia, Sabtu (29/2/2020).

Baca Juga: Ancaman Corona Kala Fluktuatifnya Harga CPO

"Itu berarti di level guru juga sebagai pembuat soal enggak paham. Padahal Presiden sendiri sebagai pucuk pimpinan negara ini bilang sawit ini tulang punggung ekonomi kita," lanjutnya.

Ketua Bidang Komunikasi Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia Tofan Mahdi juga mengatakan masih banyak siswa uang berpendapat negatif tentang sawit.

"Jadi anak-anak sekolah ini juga sudah terinfiltrasi dengan informasi negatif tentang sawit. Dari 7 penanya tadi, sebagian besar menanya dampak negatif tentang sawit. Memang kalau dilihat masuk ke sekolah ini perlu, di Malaysia, sawit ini sudah jadi kurikulum," ujarnya.

Baca Juga: CPO Indonesia Miliki Keunggulan Komparatif, Tapi Kok?

Usaha sawit bahkan dituduh sebagai dalang kebakaran hebat yang terjadi di Indonesia.

"Katanya kebakaran itu dilakukan oleh perusahaan sawit. Faktanya kebakaran hebat yang terjadi di 2015 dan 2019, data statistik menunjukkan bahwa titik api dari perkebunan sawit hanya 8 persen," lanjut Tofan.

Beberapa siswa dan siswi juga mengutarakan ketidaktahuan mereka tentang kontribusi sawit bagi kehidupan manusia. Namun, usai menghadiri acara bincang edukasi mengenai sawit, sejumlah siswa mengaku menjadi lebih mengerti.

"Sekarang jadi tahu kalau sawit itu bisa dipakai untuk macam-macam. Ada shampo, dan kosmetik," ujar Nabila salah satu siswi MAN Insan Cendekia ketika ditanyai oleh redaksi Warta Ekonomi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: