Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Soal Pemberontakan di Suriah, Erdogan: Apa Urusanmu Putin?

Soal Pemberontakan di Suriah, Erdogan: Apa Urusanmu Putin? Kredit Foto: Foto/Reuters
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan ia meminta rekannya dari Rusia Vladimir Putin untuk "tidak menghalangi jalannya" di benteng terakhir pemberontak Suriah di Idlib. Ini adalah pernyataan pertama Erdogan pasca tewasnya 33 tentara Turki dalam serangan udara resmi Suriah.

 

"Saya bertanya kepada Putin: 'apa urusanmu di sana? Jika Anda mendirikan sebuah pangkalan, lakukan itu tetapi menyingkirlah dan tinggalkan kami berhadapan dengan rezim,'" katanya di Istanbul, mengingat percakapan teleponnya dengan Putin seperti dilansir dari The National, Sabtu (29/2/2020).

 

Baca Juga: Terkait Kondisi di Suriah, Putin-Erdogan Nyatakan Siap Bertemu dalam Waktu Dekat

 

Sebelumnya, Kremlin mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Recep Tayyep Erdogan tidak mengesampingkan untuk melakukan pertemuan dalam waktu dekat. Hal itu disampaikan saat keduanya terlibat pembicaraan via telepon.

 

"Kedua belah pihak menyoroti perlunya langkah-langkah tambahan untuk menstabilkan situasi di barat laut Suriah," menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Kremlin.

 

"Putin dan Erdogan setuju untuk mengintensifkan konsultasi antar-lembaga yang relevan dan mengeksplorasi kemungkinan mengadakan pertemuan tingkat atas dalam waktu dekat," sambung pernyaaan itu. 

 

Tiga puluh tiga tentara Turki tewas dalam serangan udara oleh pasukan rezim Suriah yang didukung Rusia di wilayah Idlib pada hari Kamis. Ini adalah kerugian militer Turki terbesar di medan perang dalam beberapa tahun terakhir. 

 

Baca Juga: Bahas Suriah, Erdogan Akan 'Ngobrol' Bareng Putin-Merkel

 

Insiden terbaru telah meningkatkan ketegangan lebih lanjut antara Ankara dan Moskow, yang hubungannya telah diuji oleh pelanggaran perjanjian 2018 untuk mencegah serangan rezim terhadap Idlib.

 

Sebagai bagian dari perjanjian tersebut, Ankara mendirikan 12 pos pengamatan di provinsi tersebut tetapi pasukan Presiden Suriah Bashar Al Assad - yang didukung oleh kekuatan udara Rusia - terus melakukan kampanye tanpa henti untuk merebut kembali wilayah tersebut.

 

Meski bertolak belakang, Turki dan Rusia berusaha mencari solusi politik untuk konflik Suriah. Turki diketahui mendukung beberapa kelompok pemberontak Suriah, sedangkan Rusia adalah sekutu penting rezim Bashar al-Assad.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: