Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Corona Bunuh 2.977 Orang di Seluruh Dunia, Bos WHO: Risiko Sangat Tinggi, Jangan Anggap Remeh!

Corona Bunuh 2.977 Orang di Seluruh Dunia, Bos WHO: Risiko Sangat Tinggi, Jangan Anggap Remeh! Kredit Foto: Reuters/China Daily
Warta Ekonomi, Jakarta -

Korban meninggal akibat infeksi virus corona Covid-19 terus berjatuhan. Meski begitu, jumlah korban meninggal tidak mengalami lonjakan yang drastis.

Dikutip dari situs worldometers.info, Minggu (1/3/2020), sebanyak 2.977 orang meninggal akibat virus yang awalnya muncul di Wuhan, China itu. Jika dibandingkan dengan laporan korban meninggal sebelumnya, jumlah ini mengalami peningkatan sebanyak 54 orang.

Dari angka itu, korban meninggal mayoritas terjadi di China (2.870), kemudian disusul Iran (43), Italia (29), dan Korea Selatan (Korsel) (17).

Baca Juga: Virus Corona Paksa Arab Saudi Stop Umrah, Sampai Kapan Nih?

Sementara itu, laporan kasus infeksi virus Corona Covid-19 mencapai 86.603 di seluruh dunia. Jumlah ini meningkat 1.992 dari sebelumnya. Meski mayoritas laporan infeksi masih terjadi di China (79.826), namun di sejumlah negara terjadi peningkatan yang cukup signifikan.

Peningkatan laporan infeksi virus Corona Covid-19 paling signifikan terjadi di Korsel yaitu 3.150 bertambah 813. Kemudian disusul oleh 1.128 (+239), dan Iran yang mencapai 593 (+205).

Baca Juga: Virus Corona Paksa Arab Saudi Stop Umrah, Sampai Kapan Nih?

Sejauh ini, virus Corona Covid-19 telah menyerang 64 negara dan wilayah dengan 42.326 orang dinyatakan sembuh. Terkait kondisi ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menaikkan penilaian risiko global terhadap virus Corona baru ke tingkat tertinggi setelah penyebaran epidemi ke Afrika sub-Sahara dan pasar keuangan merosot.

Kepala WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyatakan bahwa organisasinya tidak meremehkan risiko wabah tersebut.

"Itulah mengapa kami katakan hari ini risiko global sangat tinggi. Kami meningkatkannya dari 'tinggi' menjadi 'sangat tinggi'," ungkap Tedros.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: