Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Virus Corona Belum Akan Berhenti Gerus Pasar Modal Global

Virus Corona Belum Akan Berhenti Gerus Pasar Modal Global Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pekan ini bursa-bursa global, regional dan Indonesia masih akan tergerus oleh virus corona. Indeks utama Wall Street semua turun sepekan dimana dalam semingguan Dow Jones turun 12 persen, Indeks S&P 500 turun 11,5 persen dan Nasdaq terkoreksi 10,5 persen. Secara mingguan ini merupakan kinerja terburuk sejak 2008. 

 

“Kecemasan pelaku pasar terjadi karena penyebarana virus korona saat ini tumbuh lebih cepat di luar China dimana hal ini menimbulkan kekhawatiran pada pasokan barang dan permintaan konsumen turun lebih besar dari estimasi sebelumnya,” kata Direktur PT Anugerah Mega Investama, Hans Kwee, di Jakarta, Senin (2/3/2020). 

 

Baca Juga: Corona Sudah Masuk Indonesia, Investor Jangan Terlalu Panik Lah

 

Akhir pekan indeks dunia turun akibat pejabat Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit  (CDC) mengkonfirmasi kasus pertama virus korona AS di California Utara. Pasien ternyata tidak memiliki riwayat perjalanan atau kontak sehingga membuat orang tersebut berada dalam risiko terkena virus korona. Gubernur California Gavin Newsom mengatakan pemerintah AS memantau 8.400 orang terkait virus korona.

 

Menurutnya, pelaku pasar saat ini berspekulasi Federal Reserve akan menurunkan suku bunga pada pertemuan Maret 2020 untuk memberikan stimulus menghadapai dampak penyebaran virus korona di dunia. “Pelaku pasar menilai suku bunga AS saat ini jauh lebih tinggi dibanding anggota lainnya di G10, sehingga mempunyai ruang lebih luas untuk menurunkan suku bunga,” ucapnya. 

 

World Health Organization (WHO) memperingatkan bahwa virus corona memiliki potensi menjadi pandemi. WHO berpendapat epidemi virus corona telah mencapai titik puncak di China, tetapi kekhawatiran perluasannya penyebaran virus di Negara-negara lain lain menimbulkan kekawatiran para pelaku pasar. Lembaga pemeringkat Moody's berpendapata dampak virus korona akan memicu resesi global pada paruh pertama tahun ini. 

 

“Kami perkirakan wabah virus corona berhasil di tanggulangi tetapi pertumbuhan global pada Kuartal pertama tahun 2020 pasati akan terpukul turun,” terangnya. 

 

Baca Juga: Jokowi: 2 Orang di Indonesia Positif Corona, Pasar Modal Langsung Terinfeksi dan Ambruk Parah!

 

Sementara itu, Bursa kawasan Eropa juga mengalami tekanan, seiring negara-negara kawasan Eropa juga mengalami penyebaran virus korona. Estonia, Denmark dan Yunani melaporkan kasus virus korona pertama, Inggris melaporkan dua kasus baru. Virus korona juga di temukan di Austria, Swiss dan Spanyol. Prancis telah mengkonfirmasi kematian keduanya. Di kawasana Italia menjadi perhatian utama karena virus korona yang kini menyebar ke selatan Negara tersebut dimana lebih dari 600 orang  tertular virus korona di Negara tersebut dan ada 12 orang yang meninggal dunia. 

 

Perdana Menteri Giuseppe Conte mengharapkan pemberitaan yang tidak terlalu sensasional karena dapat akan menyebabkan ekonomi Italia yang rapuh ke jurang resesi. 

 

Saat ini di Dunia ada lebih dari 83.700 kasus virus korona yang dikonfirmasi dan dari jumlah itu jumlah kematian berada pada angka 2.859 orang. Pada hari jumat beberapa Negara mengumunkan kasus pertama diantaranya Azerbaijan, Belarus, Lithuania, Meksiko, Selandia Baru dan Nigeria. Nigeria merupakan negara terpadat di Afrika. Di awal pekan Kuwait, Bahrain, Oman dan Irak juga melaporkan khasus virus korona. Dampak virus korona yang paling terasa adalah pembatasan perjalanan antar Negara yang sangat berpeluang memukul industri transportasi, pariwisata. 

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: