Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Alami Masa Sulit, Department Store Terbesar di AS Bakal Tutup Toko

Alami Masa Sulit, Department Store Terbesar di AS Bakal Tutup Toko Kredit Foto: Reuters
Warta Ekonomi, Jakarta -

Salah satu rantai department store terbesar di AS, JCPenney, mengumumkan rencana menutup enam toko lagi, Kamis (27/2/2020). Perusahaan yang berdiri sejak 1902 ini tengah mengalami masa sulit. Penjualan dan laba terus menurun.

Melasir CNN, Kamis, JCPenney menutup 200 tokonya selama lima tahun ini. Sebelumnya, perusahaan ini memiliki 865 toko di 49 negara bagian dan Puerto Rico. Saat ini JCPenny memiliki 850 toko. Penjualan di toko-toko turun 5,6% pada tahun fiskal JCPenney yang berakhir 1 Februari 2020.

Baca Juga: Begini Konsep Toko Grosir Amazon yang Baru

JCPenney mengharapkan penjualan turun 3,5% menjadi 4,5% pada tahun fiskal saat ini. Perusahaan ini tetap berharap laba operasi harus meningkat. Namun, pandangan ini mengabaikan dampak kemungkinan terjadi penyebaran virus corona atau gangguan rantai pasokannya.

Penghasilan bersih JCPenney pada kuartal keempat termasuk periode belanja liburan anjlok 64% dari tahun sebelumnya. Alhasil, pendapatan menurun 5% selama setahun penuh. Direktur Pelaksana GlobalData Retail, Neil Saunders, mengatakan dalam sebuah catatannya bahwa JCPenney adalah salah satu yang kalah selama liburan.

"Kenyataan di lapangan, sebagian besar toko ini memberikan pengalaman yang jauh di bawah standar. Mereka berantakan, penuh barang dagangan yang hambar, dan kekurangan energi atau inspirasi. Tidak mengherankan banyak pembeli meninggalkan mereka," katanya.

Saunders memuji karya CEO JCPenney, Jill Soltau, yang mulai bekerja di perusahaan ini pada 2018. Namun, Sanders mengatakan Soltau perlu membuat perubahan yang lebih signifikan untuk mengubah perusahaan.

"Kami menyambut keputusan menutup enam toko lagi sepanjang tahun ini meski kami mempertanyakan apakah sejauh ini," tulisnya.

Meski demikian, JCPenney telah melampaui target keuangannya sendiri untuk tahun ini dan meningkatkan marginnya. Saham JCPenney (JCP) sedikit berubah pada awal perdagangan. Masih jauh di bawah US$1. Namun, saham itu terancam dihapus oleh New York Stock Exchange.

Segmen department store sangat terpukul karena bersaing dengan pedagang online seperti Amazon. Nasib serupa dialami rival JCPenney, Macy's. Perusahaan ini juga mengumumkan rencana menutup 125 toko awal bulan ini.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lili Lestari
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: