Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Terawan: Biaya Pengobatan Pasien Corona Ditanggung Pemerintah

Terawan: Biaya Pengobatan Pasien Corona Ditanggung Pemerintah Kredit Foto: Antara/Asprilla Dwi Adha
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto memastikan bahwa biaya perawatan medis bagi pasien corona virus ditanggung sepenuhnya dari anggaran di Kementerian Kesehatan.

"Anggarannya tadi Bapak Presiden sudah ngomong untuk hal yang seperti ini semua akan ditanggung oleh pemerintah," katanya, kemarin.

Baca Juga: Waspada Corona, Anies Minta Warga Gak ke Paloma: Jangan, Hindari Tempat Itu!

Dia mengatakan bahwa Kementerian Kesehatan memiliki anggaran untuk kondisi khusus seperti pasien yang terinfeksi corona virus. Jadi, dia meminta masyarakat untuk tidak khawatir. Meski begitu, Terawan tidak menyebutkan berapa angka nominal anggaran yang dialokasikan bagi pasien corona virus.

"Yang jelas ada anggaran untuk kondisi seperti ini ada dan anggarannya berasal dari daftar isian penggunaan anggaran," lanjutnya.

Dalam kesempatan itu, Terawan juga menjamin tidak semua orang yang pernah bersentuhan dengan pasien positif virus corona dapat langsung tertular. Hal ini terbukti dari WNI yang berada di kapal World Dream yang dinyatakan negatif dari virus corona.

"Harus inget ya, tidak semua orang kontak itu menjadi sakit atau positif corona. Itu yang harus disadari, itu terbukti dari pasien World Dream," kata Terawan di tempat yang sama.

Terawan menyampaikan akan melakukan penelusuran terkait siapa saja yang sudah melakukan perbincangan atau bersentuhan langsung dengan pasien positif virus corona. Kini, dua warga Depok, Jawa Barat itu tengah mendapat perawatan intensif di RSPI Sulianti Saroso.

"Mulai dari siapa yang dia kontak, tempat tinggal di mana, rumah sakitnya mana, kita tracking semua. Kita cek waspadai," ujar Terawan.

Kendati demikian, mantan Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto ini meminta masyarakat untuk tenang. Hal itu karena tidak semua orang yang memang berhubungan langsung dengan pasien terdampak virus corona bisa dengan mudahnya terjangkit.

"Bukan yang Diamond Princess ya, dia diturunkan di Hongkong. Tapi apa kenyataannya, 188 orang itu negatif semua, padahal ada kontak di situ. Artinya, tidak semua kontak akan jadi positif, tergantung kondisi badan kita," kata Terawan.

Standar WHO

Terawan juga berbicara mengenai kualitas RSPI Sulianti Saroso di Sunter, Jakarta Pusat, yang dia sebut sudah sesuai dengan standar World Health Organization (WHO). Ini karena penanganan pasien corona di RSPI sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang sudah disepakati, salah satunya memakai Joint External Evaluation dari WHO Tool (JJE Tool).

"Di sini sudah terakreditasi WHO, di sini sudah sangat lengkap ruang isolasinya sudah sangat baik, posisinya sudah sangat sesuai dengan standar dan kita lakukan semuanya dengan SOP yang sudah disepakati," kata Terawan.

Dia mengatakan, Indonesia sejak 2017 sudah dinilai WHO sebagai negara yang sudah memiliki kesiapannya menghadapi wabah penyakit seperti corona virus dengan menggunakan JEE tool.

"Kita ini dikenal dengan negara yang sudah melakukan memakai JEE tool Joint External Evaluation dari WHO tool, toolnya dari sana," katanya.

Dua warga Depok yang positif terinfeksi virus corona dilarikan ke RSPI Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara, pada Senin, 2 Maret 2020, siang. Sebelumnya, mereka sempat diperiksa di RS Mitra Keluarga Depok. Kedua pasien yang terinfeksi adalah ibu dan anak.

Mereka tertular seorang warga negara Jepang saat berinteraksi di Depok, Jawa Barat. Ibu tersebut berusia 64 tahun dan anak perempuannya berumur 31 tahun. Sementara warga Jepang tersebut merupakan teman dekat anak perempuan tersebut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: