Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Virus Corona Masuk Indonesia, So What? Kan Rupiah Juara Asia dan Dunia!

Virus Corona Masuk Indonesia, So What? Kan Rupiah Juara Asia dan Dunia! Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Warta Ekonomi, Jakarta -

Berbekal amunisi dari Bank Indonesia (BI), nilai tukar rupiah yang terkapar sejak beberapa waktu belakangan ini akhirnya bangkit dan balik menyerang pasukan mata uang global. Bak tak mau lama-lama terjebak dalam tekanan global karena wabah virus corona, rupiah tanpa ragu menguat 0,49% ke level Rp14.190 per dolar AS pada pembukaan pasar spot Selasa (3/03/2020).

Kendati mulai menipis, hingga pukul 10.10 WIB rupiah masih terapresiasi 0,28% ke level Rp14.225 per dolar AS. Sang Garuda juga tampil perkasa di hadapan tiga mata uang global lainnya, yakni dolar Australia (0,63%), euro (0,26%), dan poundsterling (0,12%).

Baca Juga: Good Job Pak Perry! Berkat BI, Rupiah Bertenaga Lawan Dolar AS dan Jadi Top 3 Asia!

Bukan hanya itu, mayoritas mata uang Benua Kuning juga mampu ditaklukkan rupiah dalam sekali waktu, misalnya baht (0,57%), yuan (0,49%), ringgit (0,47%), dolar Singapura (0,36%), won (0,33%), dan dolar Hong Kong (0,33%). Dengan kata lain, rupiah saat ini berada di posisi ketiga teratas Asia setelah dolar Taiwan (-0,08%) dan yen (-0,01%).

Baca Juga: Corona Jebol Tanah Air, Sri Mulyani Permudah 500 Perusahaan Impor, Pak Jokowi yang...

Sebagai pengingat, kebangkitan rupiah terjadi ketika Bank Indonesia melakukan intervensi dengan membeli SBN senilai Rp103 triliun untuk meminimalisasi pelemahan rupiah akibat virus corona.

"BI sudah membeli SBN dari pasar sekunder sebesar Rp103 triliun secara year to date, di mana Rp80 triliun itu kami beli sejak terjadi penyebaran virus corona yang membuat investor global melepas SBN," tegas Gubernur BI, Perry Warjiyo, Jakarta, Senin (2/03/2020).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: