Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kata hingga Konten Virus Corona Disensor Aplikasi China, Ada Apa Sebenarnya?

Kata hingga Konten Virus Corona Disensor Aplikasi China, Ada Apa Sebenarnya? Kredit Foto: The Yomiuri Shimbun/Takashi Ozaki
Warta Ekonomi, Jakarta -

Aplikasi perpesanan paling populer di China, WeChat yang dimiliki Tencent, telah menyensor kata kunci tentang virus corona sejak 1 Januari, kata sebuah analisis dilansir dari The Verge, Rabu (4/3/2020). Platform live streaming asal China YY juga menyensor konten terkait virus tersebut.

Untuk membuktikan hal ini, kelompok riset Citizen Lab menuliskan percakapan obrolan kelompok dan mengirimnya ke tiga akun WeChat yang diuji, dua di Kanada dan satu di China. Percakapan obrolan terdiri dari tajuk artikel dan teks. 

Tes dilakukan dengan cara mengirimkan pesan dari salah satu akun WeChat Kanada ke akun WeChat China, dan mengamati pesan mana yang didapat akun WeChat China. Hasilnya, 132 kombinasi kata kunci disensor pada Januari, tetapi angka itu naik menjadi 516 kata kunci pada minggu kedua Februari.

Baca Juga: Dituding Pencitraan Tangani Corona, Istana Sentil PKS: Ini Bukan Main-Main

Pada YY, yang mirip dengan Twitch atau Mixer, 45 kata kunci ditambahkan ke daftar hitam pada 31 Desember 2019, kemudian lima dari kata kunci tersebut dihapus pada 10 Februari, menurut temuan Citizen Lab. Daftar hitam YY ada di dalam aplikasi itu sendiri, tidak seperti WeChat, yang menggunakan server jarak jauh untuk penyensoran.

Sensor telah berlangsung sejak setidaknya 1 Januari, dan terus berlanjut melalui bagian paling intens dari wabah. WeChat memiliki basis pengguna aktif bulanan lebih dari satu miliar orang yang berarti bahwa banyak pengguna mungkin telah melewatkan informasi penting tentang virus corona, serta cara mencegah penyebarannya.

Kata kunci yang disensor termasuk informasi faktual tentang penyakit ini, referensi kebijakan epidemi pemerintah, dan nama Li Wenliang, seorang dokter yang paling awal memperingatkan penduduk tentang penyakit tersebut. Li tertular penyakit tersebut saat merawat pasien virus corona dan meninggal pada 7 Februari. Kisahnya menimbulkan kemarahan publik terhadap penanganan pemerintah terhadap virus corona.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: