Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Meroketnya Harga Saham Kalbe dan Kimia Farma Tak Mampu Selamatkan Pasar Modal

Meroketnya Harga Saham Kalbe dan Kimia Farma Tak Mampu Selamatkan Pasar Modal Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Hadirnya virus corona di Indonesia membuat kebutuhan produk kesehatan dan peralatan kesehatan melonjak. Hal itu pun memicu penguatan saham-saham barang konsumsi kesehatan seperti PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) dan PT Kimia Farma Tbk (KAEF). 

 

Tercatat, saham Kalbe Farma meroket 4,31% atau 55 poin ke Rp1,330 per saham. Saham Kalbe bahkan sempat menyentuh level tertinggi di posisi Rp1,340 per saham. 

 

Sementara, saham Kimia Farma melesat 22,82% atau 170 poin ke Rp915 per saham. Saham perusahaan farmasi milik negara ini sempat menyentuh angka Rp930 per saham pada perdagangan hari ini. 

 

Sayangnya, kenaikan harga saham perusahaan farmasi tersebut tak bisa menyelamatkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang malah melemah 0.22% atau 12.01 poin ke level 5,638.13 dengan aksi beli investor asing sebesar Rp145.84 miliar rupiah. 

 

Kemudian, sektor Pertanian yang melesat 0.6% dan konsumer 0.20% menjadi kontributor penahan pelemahan IHSG. Dimana, Harga CPO naik lebih dari satu setengah persen mendorong penguatan saham-saham produsen CPO seperti AALI, LISP dan SIMP.

 

Baca Juga: Pasar Modal Terbebani oleh Ulah Investor yang Cari Untung di Saham BRI

 

“Aksi profit taking investor domestik membuat IHSG tidak mampu bertahan pada zona hijau dimana terlihat saham-saham Bank buku 4 menjadi kontributor pelemahan IHSG seperti PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) yang telah naik lebih dari 5 persen pada 2 hari sebelumnya,” ucap Head of Research Reliance Sekuritas, Lanjar Nafi, di Jakarta, Kamis (5/3/2020). 

 

Adapun, saham BRI menjadi pemberat IHSG. Saham Bank BRI anjlok 70 poin atau 1,66% ke poisisi Rp4,150 per saham dengan volume perdagangan sebanyak 195,98 juta yang ditransaksikan sebanyak 15,635 kali senilai Rp825,84 miliar. 

 

Sementara itu, harga saham Bank Mandiri masih mencatatkan kenaikan 1,67% atau 125 poin ke posisi Rp7,600 per saham. 

 

Baca Juga: Apa Boleh Buat, Asing Ramai Belanja Tapi IHSG Tak Bertenaga!

 

Pada hari ini, ekuitas Asia ditutup mayoritas menguat. Indeks Nikkei (+1.09%), TOPIX (+0.88%), HangSeng (+2.08%) dan CSI300 (+2.23%) ditutup optimis menuju kenaikan keempat beruntun. Saham di Tiongkok melonjak kelevel tertinggi dalam dua tahun menghapus penurunan terakhir dipicu oleh wabah Coronavirus. Penemuan vaksi Coronavirus membawa angin positif bagi risk taker di Asia dimana semua lini bisnis mulai beroperasi.

 

Bursa Eropa membuka perdagangan melemah mengikuti indeks future di AS. Indeks Eurostoxx (-1.87%), FTSE (-1.70%) dan DAX (-1.83%) turun signifikan. Investor menilai adanya kekhawatiran dari pemerintah setelah meluncurkan beberapa upaya-upaya mencegah virus. Dimana pemerintah AS mengotorisasi $7.8 milliar untuk pencegahan setelah Bank dunia mengelontorkan setidaknya $12 milliar untuk pinjaman oleh negara-negara yang membutuhkan terdampak coronavirus. Hal tersebut malah dijadikan alasan investor melakukan kembali risk off. Harga minyak berfluktuasi di tengah perpecahan antara Arab Saudi dan Rusia tentang apakah pengurangan produksi yang lebih dalam diperlukan untuk mengimbangi permintaan yang terpukul dari epidemi coronavirus.

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: