Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

YouTube Mulai Demonetisasi Konten yang Bahas Corona COVID-19

YouTube Mulai Demonetisasi Konten yang Bahas Corona COVID-19 Kredit Foto: Reuters/Dado Ruvic
Warta Ekonomi, Jakarta -

YouTube telah mendemonstrasikan video tentang subjek sensitif sebelumnya. Video-video dengan topik corona diizinkan untuk tetap di platform. Namun, mereka tidak dapat menghasilkan uang dari layanan iklan bawaan YouTube.

YouTube mengatakan bahwa wabah corona sekarang dianggap sebagai topik sensitif. "Dengan demikian, semua video yang berfokus pada topik ini akan didemonetisasi hingga pemberitahuan lebih lanjut," Tom Leung, petugas produk di YouTube, mengatakan dalam video baru-baru ini yang dilansir dari TheVerge, Kamis (5/3/2020).

Baca Juga: Virus Corona Jadi Bahan Prank, Seorang YouTuber Terancam Bui 5 Tahun

Kebijakan itu diambil untuk melindungi pengiklan, katanya.

"Untuk video hari ini, saya tidak akan langsung mengomentari berita terkait kesehatan baru-baru ini karena A, saya bukan profesional perawatan kesehatan, dan B, saya tidak perlu video saya didemonetisasi," kata Linus Sebastian, pembawa acara Linus Tech Tips, mengatakan di awal video terbaru tentang membeli PC baru dalam periode ini seperti dikutip dari TheVerge.

Sebastian bukan satu-satunya pembuat video yang khawatir tentang video mereka yang didemonetisasi. Jonathan Downey, yang memiliki saluran permainan populer Spawn Wave, membuat video baru-baru ini tentang Game Developers Conference ditutup.

Dia mencoba untuk menghindari menggunakan kata "corona" dalam upaya menjaga videonya dimonetisasi, tetapi tidak berhasil. Pembuat YouTube lainnya yang menjalankan saluran Nintendo Prime mengatakan "dua atau tiga" video yang mereferensikan virus corona mengalami hal sama.

"Saya membuat singkatan untuk mengatakan corona virus dengan singkatan CV, tapi masih ditandai sebagai tidak cocok," kata Downey.

"Itu ada di video tentang GDC (Game Developer Conference) yang dibatalkan, jadi mungkin peristiwa yang terkena corona yang dibicarakan dapat memicu bot mereka untuk ditinjau juga."

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: