Saingi Play Store dan App Store, Ini Jurus Huawei Pikat Pengembang Aplikasi

Warta Ekonomi, Jakarta -

AppGallery adalah toko aplikasi terbesar ketiga di dunia meski play store besutan Huawei ini masih baru. Huawei telah membujuk pengembang untuk membuat aplikasi untuk platformnya dengan insentif.

Dilansir dari Gizmochina (5/3/2020), yang terbaru adalah formula pembagian pendapatan yang akan membuat pengembang mendapatkan hingga 90% dari uang yang dihasilkan.

Huawei menyebutnya persentase bagi hasil untuk kebijakan preferensial yang berlaku selama 24 bulan dan berlaku sejak pengembang menerima perjanjian sebelum 30 Juni 2020. Kebijakan preferensial berlaku efektif pada hari pertama bulan berikutnya setelah pengembang setuju dengan kebijakan untuk pengembang yang sebelumnya telah menandatangani Perjanjian Layanan Operasi Gabungan AppGallery.

Baca Juga: Gegara Corona, Deretan Perusahaan Teknologi Ini Terancam Batalkan Acara Akbar

Bagi mereka yang belum menandatangani Perjanjian Layanan Operasi Gabungan AppGallery, kebijakan preferensial dimulai pada bulan yang sama. Kedua kategori pengembang memiliki waktu hingga Juni 2020 untuk mendapatkan manfaat dari kebijakan preferensial.

Google mengadopsi rasio pembagian 30:70 antara Google dan pengembangnya. Ini adalah pembagian pendapatan yang sama dengan yang diterapkan Apple kepada pengembang di App Store-nya.

Tahun lalu Epic Games menolak untuk menaruh game populernya, Fortnite, di Google Play Store. Studio game ini mengatakan bahwa 30% yang diambil Google dari penjualan, terlalu tinggi karena 70% pengembang juga menanggung biaya pengembangan, pengoperasian, dan dukungan game.

Epic Games telah meluncurkan play store miliknya sendiri dengan rasio pembagian untung di tempatnya. Pengembang memperoleh 88% dan Epic Games mengambil 12% dari penjualan.