Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Naik 10,42%, Prodia Cetak Laba Bruto Rp1,04 Triliun pada Tahun 2019

Naik 10,42%, Prodia Cetak Laba Bruto Rp1,04 Triliun pada Tahun 2019 Kredit Foto: Tanayastri Dini Isna
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) berhasil mencetak laba bruto sebesar Rp1,04 triliun pada tahun 2019 atau naik sebesar 10,42% dibandingkan tahun sebelumnya. Laba bersih perseroan juga mengalami kenaikan sebesar 19,84% menjadi sebesar Rp210,3 miliar pada tahun 2019 dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp175,45 miliar.

Pada tahun 2019, pendapatan bersih perseroan tumbuh sebesar 9,03% menjadi Rp1.744,27 miliar, dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp1.599,76 miliar. Selain itu, perseroan juga membukukan kenaikan EBITDA sebesar 13,89% dari Rp277,49 miliar pada tahun 2018 menjadi Rp316,03 miliar pada tahun 2019. Margin EBITDA juga berhasil ditingkatkan menjadi 18,12%. 

Baca Juga: Tahun Ketiga, Bhinneka Life Bukukan Laba Rp35 Miliar

Direktur Utama Prodia, Dewi Muliaty, menjelaskan bahwa pencapaian kinerja tahun 2019 ini membuktikan konsistensi perseroan dalam menjaga pertumbuhan bisnisnya. Menurutnya, kinerja yang positif ini didukung oleh peningkatan pendapatan dan jumlah permintaan tes pemeriksaan kesehatan pada tahun 2019.

"Perseroan fokus pada strategi yang dapat memperkuat bisnis inti dan keunggulan operasional perseroan sehingga kami tetap mampu menjaga pertumbuhan pendapatan, EBITDA, dan laba yang baik serta menciptakan nilai tambah yang berkelanjutan bagi pemegang saham," terang Dewi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (10/3/2020). 

Laba bersih perseroan mengalami kenaikan seiring dengan peningkatan pendapatan bersih perseroan. Pendapatan dari masing-masing segmen pelanggan juga turut mengalami peningkatan dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pendapatan perseroan. Segmen pelanggan individu dan rujukan dokter menyumbang sekitar 63,3% kepada pendapatan perseroan. Sementara, kontribusi segmen referensi pihak ketiga dan klien korporasi sekitar 36,7% terhadap pendapatan perseroan.

Sepanjang tahun 2019, jumlah pemeriksaan mencapai 16,5 juta dan jumlah kunjungan mencapai 2.5 juta. Jumlah permintaan tes esoterik mengalami peningkatan sebesar 6,6% pada tahun 2019 menjadi 551.101 tes. Pendapatan tes esoterik mengalami peningkatan sebesar 18,5% pada tahun 2019 menjadi Rp302,09 miliar dari Rp254,86 miliar di 2018 atau berkontribusi sekitar 17,3% kepada pendapatan perseroan 2019.

Pada tahun 2019, total ekuitas naik menjadi sebesar Rp1.659,60 miliar dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp1.562,17 miliar. Dari sisi arus kas, perseroan berhasil mempertahankan arus kas bersih dari aktivitas operasi dalam posisi surplus menjadi sebesar Rp341,82 miliar, meningkat dari Rp239,83 miliar pada tahun 2018. Peningkatan akun arus kas bersih dari aktivitas operasi ini disebabkan oleh meningkatnya penerimaan kas dari pelanggan sebesar 12,6% menjadi Rp1.762,17 miliar pada tahun 2019.   

Total aset perseroan mencapai Rp2.011 miliar, atau lebih tinggi Rp80,59 miliar dibandingkan tahun sebelumnya. Aset lancar menjadi Rp1.254,35 miliar dan aset nonlancar menjadi Rp756,62 miliar. Sementara, total liabilitas turun menjadi Rp351,37 miliar dibandingkan tahun sebelumnya. Adapun total liabilitas jangka pendek turun menjadi Rp143,55 miliar dan total liabilitas jangka panjang Rp207,81 miliar.

Per 31 Desember 2019, sisa dana hasil penawaran umum perseroan adalah Rp592,83 miliar dan total dana IPO yang telah digunakan adalah Rp555,79 miliar. Dari total dana hasil IPO yang telah digunakan per 31 Desember 2019, sebesar Rp372,80 miliar digunakan untuk pengembangan jejaring outlet, Rp95,65 miliar untuk peningkatan kemampuan dan kualitas layanan, dan Rp87,33 miliar untuk modal kerja.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: