Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

2 Bulan: Ribuan Warga Jatim Terserang DBD, 15 Nyawa Melayang

2 Bulan: Ribuan Warga Jatim Terserang DBD, 15 Nyawa Melayang Kredit Foto: ECDC Europa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sebanyak 1.759 warga Jawa Timur positif terjangkit demam berdarah dengue atau DBD hanya dalam rentang waktu dua bulan, yaitu Januari-Februari 2020. Dari jumlah itu, 15 orang di antaranya meninggal dunia.

Pemerintah Provinsi Jawa Timur meminta semua pihak agar tetap waspada akan penyakit tersebut, selain virus corona yang sekarang meneror dunia.

Kepala Dinas Kesehatan Jatim Herlin Ferliana menuturkan, jumlah penderita terbanyak didapati pada Februari, yaitu 948 orang. Sementara pada Januari sebanyak 811 orang. 

Baca Juga: Khofifah Teriak: DBD Juga Sangat Bahaya, Jangan Malah Dianggap Sepele!

"15 orang (penderita BDB) meninggal dunia, enam orang pada Januari, sembilan orang di Februari," katanya kepada wartawan pada Kamis (12/3/2020).

Jumlah tersebut menurun dibandingkan tahun lalu pada periode yang sama, yaitu 1.634 penderita, 32 di antaranya meninggal. Kendati begitu, pihaknya tetap waspada. Jumlah kasus masih tinggi. Tahun lalu, tutur dia, jumlah kasus DBD di Jatim memapar sebanyak 18.393 orang. 

"Dari jumlah itu kematian sebanyak 185 orang (penderita DBD)," ungkapnya.

Herlin mengatakan, Dinkes Jatim terus melakukan berbagai upaya antisipasi menekan kasus DBD tahun ini. Salah satunya pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui gerakan satu rumah satu jumantik. Langkah lainnya menyiapkan petugas, sarana dan prasarana, serta fasilitas pelayanan kesehatan di semua wilayah di Jatim. 

Baca Juga: DPR ke Pemerintah: Jangan Cuma Sibuk Urus Corona, Tapi Lupa Bahaya DBD!

Herlin meminta peran aktif masyarakat dalam menekan angka DBD. Ia menuturkan, secara mandiri masyarakat bisa memakai obat pembasmi nyamuk, mengusap lotion antinyamuk, membakar obat nyamuk, atau menabur bubuk abate di wadah yang bisa menjadi tempat nyamuk berkembang biak.

"Kami imbau masyarakat lebih peduli pada lingkungan, dengan membersihkan tempat-tempat kotor dan kumuh, menggalakkan program menguras, mengubur, dan menutup (3M) wadah yang berpotensi jadi sarang nyamuk," ujar Herlin.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: