Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pelaku Pasar Masih Panik, IHSG Jatuh 5%

Pelaku Pasar Masih Panik, IHSG Jatuh 5% Kredit Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Warta Ekonomi, Jakarta -

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup jatuh 5,01% atau 258,35 poin ke posisi 4.895,74. Ada sebanyak 5,02 miliar saham yang ditransaksikan sebanyak 415.717 kali senilai Rp5,21 triliun. Ada 398 saham yang ambruk, hanya 39 menguat, sisanya 80 saham tak bergerak. 

 

Investor asing pun telah melakukan penjualan sebesar Rp281,16 miliar sepanjang perdagangan berlangsung. Sementara, investor domestik masih tercatat melakukan pembelian Rp280 miliar.

 

“Sektor industri dasar, perkebunan, pertambangan, keuangan, properti, perdagangan, infrastruktur, aneka industri, industri konsumsi bergerak negatif dan menjadi kontributor terbesar pada penurunan IHSG hari ini,” kata Analis Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilanus Nico Demus, di Jakarta, Kamis (12/3/2020).

 

Baca Juga: Nih 10 Saham yang Hancur Berkeping-keping Sebelum IHSG Dihentikan

 

Pada perdagangan hari ini, bursa Asia ditutup melemah. Menurutnya, sentimen dari pasar regional saat ini masih belum dapat tertahan dari penurunannya sejak awal pekan. Pelaku pasar terlihat pesimis setelah Presiden Trump mengambil langkah dramatis terkait larangan perjalanan dari Eropa untuk menahan penyebaran virus corona yang lebih besar yang mengancam perdagangan dunia. 

 

“Pelaku pasar sepertinya kecewa dengan kurangnya langkah-langkah yang lebih luas dalam rencana Presiden Trump untuk melawan pathogen guna mendorong para pedagang berspekulasi terhadap pelonggaran kebijakan agresif yang lebih jauh dari Fed,” ucapnya.

 

Baca Juga: IHSG Jatuh 5,01%, Perdagangan di Pasar Modal Dibekukan

 

Ia menilai jika saat ini dampak penyebaran virus telah terlihat terhadap aktivitas bisnis. Hal ini tentunya menjadi sesuatu yang perlu diperhitungkan lebih matang terkait biaya jangka pendek dan menengah yang tentunya akan sangat dirasakan oleh pelaku industri. 

 

“Meskipun saat ini perusahaan go public sudah mulai menginstruksikan adanya komitmen guna menjaga harga sahamnya dengan melakukan buyback, namun pelaku pasar masih terlihat panik dan antisipasi penurunan yang lebih jauh pada pasar saham,” jelasnya. 

 

Selain itu, penurunan harga minyak dalam dua hari terakhir ikut memberikan kekhawatiran yang lebih luas pada pasar global. Penurunan tersebut diperparah oleh ancaman melimpahnya pasokan dari Arab yang berencana akan menaikkan produksi ke angka yang lebih tinggi. 

 

“Sehingga hal tersebut dikhawatirkan akan memicu adanya perang harga sesama produsen,” pungkasnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: