Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gara-gara Corona, Iran Malah Ingin Beli Vaksin dari Musuh Bebuyutannya

Gara-gara Corona, Iran Malah Ingin Beli Vaksin dari Musuh Bebuyutannya Kredit Foto: Reuters
Warta Ekonomi, Teheran -

Iran selama ini menjadi musuh bebuyutan Israel. Namun, seorang ulama terkemuka dari negara para Mullah itu mengizinkan Teheran untuk membeli dan menggunakan vaksin virus corona baru, COVID-19, yang dibuat para ilmuwan Zionis jika tidak ada vaksin alternatif.

Iran merupakan negara terparah di Timur Tengah yang diserang wabah COVID-19. Data yang dilaporkan pemerintah Teheran hingga pagi ini (13/3/2020) ada 10.075 kasus infeksi dengan 429 orang meninggal.

"Tidak diperbolehkan membeli dan menjual (vaksin) dari Zionis," kata ulama terkemuka Iran, Ayatollah Naser Makarem Shirazi, 93. "Kecuali perawatannya unik dan tidak ada pengganti, maka ini bukan halangan," katanya lagi seperti dikutip Times of Israel dari harian Iran, Hamdeli.

Shirazi adalah salah satu ulama berpengaruh di komunitas Islam Syiah. Dia merupakan mantan anggota Majelis Pakar yang menunjuk Pemimpin Tertinggi, dan disegani di kalangan ideolog garis keras rezim Iran.

Dia pernah menyebut Holocaust sebagai takhayul, menentang kepemilikan hewan peliharaan dan keberatan dengan upaya untuk memungkinkan kaum perempuan menghadiri pertandingan sepak bola.

Respons Shirazi itu kemungkinan mencerminkan bahwa rezim Iran sudah berada dalam krisis.

Wabah COVID-19 telah memperparah kondisi Republik Islam Iran yang sudah menderita oleh sanksi Amerika Serikat dan kerusuhan massal selama setahun terakhir karena kenaikan harga bahan bakar minyak dan tekanan ekonomi lainnya.

Pada hari Rabu, laporan media Israel melaporkan Institut Riset Biologis Israel, yang beroperasi di bawah naungan Kementerian Pertahanan, sudah mendekati keberhasilan untuk peluncuran vaksin untuk COVID-19.

Namun, Kementerian Pertahanan menyangkal terobosan telah dicapai dan mengatakan upaya lembaga riset tersebut masih membutuhkan waktu untuk membuahkan hasil.

Ketika Israel dilaporkan akan menjadi negara pertama memproduksi vaksin untuk COVID-19,harian Hamdeli bertanya kepada Shirazi apakah Iran akan diizinkan membeli dan menggunakan vaksin yang dikembangkan Israel. Sang ulama menjawab diizinkan jika tak ada vaksin alternatif.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: