Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bos Bursa Akui Corona Jadi Biang Kerok Kehancuran Pasar Saham

Bos Bursa Akui Corona Jadi Biang Kerok Kehancuran Pasar Saham Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pasar saham Indonesia pagi tadi harus dihentikan padahal baru berjalan sekitar 15 menit. Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali melakukan pembekuan perdagangan (trading halt) pada pukul 09:15 waktu JATS, karena IHSG ambruk 245,16 poin atau 5,01% ke 4.650,58. 

 

Bos BEI, Inarno Djajadi mengutarakan bila ambruknya pasar karena pernyataan World Health Organization (WHO) yang mengumumkan bahwa virus corona telah menjadi pandemi. 

 

Inarno mengungkapkan bila hancur lebirnya pasar modal tidak hanya  terjadi di Indonesia htapi juga di pasar modal global, hampir di semua bursa negara tetangga juga mengalami hal yang sama. Sehingga, pihaknya selaku regulator melakukan beberapa kebijakan seperti pelarangan shortselling dan mengubah kebujakan auto rejection

 

Baca Juga: Sempat Berhenti, Pasar Modal Perkasa di Menit-menit Akhir

 

“Ini agar at least investor itu tak ikut menjual. Karena kalau kita lihat secara mendalam, Sayang kalau dijual pada harga ini. Investor harus rasional, jangan ikutan panik, kita bukan ngomongin protokol krisis, tapi kita ada itung itungannya secra global,” ungkapnya, di Jakarta, Jumat (13/3/2020).

 

Pihaknya pun terus melakukan berkoordinasi dengan sesama regulator untuk melakukan langkah bersama dalam menekan pelemahan pasar modal.

 

Baca Juga: Diminta OJK Buat Vaksin Virus Corona, Bursa Bakal...

 

“Kondisi sekarang ini sering kita ketemu. Kita selalu ada ukurannya, kapan kita lakukan, tujuannya sama, agar tidak one sided, jual semua terus. Agar investor tak panik karena teman temannya jual. Kita kasi waktu yang cukup agar investor menyadari situasinya,” tutupnya.

 

Untuk itu, Ia mengimbau agar para investor tidak bersikap bijak dalam melakukan investasi. Berfikir realistis diperlukan pada saat ini dimana sebagian besar harga saham mengalami penurunan sangat dalam.

 

 

“Kita di sini ingin investor untuk melihat situasi dengan realistis. Ini saatnya belanja. Dari ROE(Return On Equity) kita tinggi sekali,” pungkasnya.

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: