Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Smart Finance Pasang Target Konservatif di 2020

Smart Finance Pasang Target Konservatif di 2020 Kredit Foto: PT Smart Finance
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Smart Finance memasang target konservatif untuk pertumbuhan pembiayaan sepanjang 2020, yakni tumbuh 7% atau sebesar Rp800 miliar. Target konservatif ini lantaran perusahaan melihat banyak tantangan yang memicu perlambatan ekonomi termasuk isu terbaru, penyebaran virus corona di Tanah Air yang kian masif.

Untuk mencapai target tersebut, Smart Finance akan tetap mengandalkan kredit modal kerja dan multiguna. Selain itu, fokus pada pembiayaan otomotif roda empat maupun dua. Adapun komposisinya, sebesar 75% roda empat dan 25% roda dua.

Baca Juga: Smart Finance Raih Pendanaan Rp225 Miliar dari Dua Bank

"Kita tidak akan terlalu ekspansif dengan membuka kantor cabang atau produk baru, hanya fokus di bisnis yang sudah ada, yaitu pembiayaan modal kerja dan multiguna dengan agunan BPKB mobil dan motor," ujar Business Director PT Smart Finance, Jackson Lim, di Jakarta, Jumat (13/3/2020).

Dia mengakui, maraknya startup di sektor financial technology (fintech) makin mempertajam persaingan bisnis jasa keuangan. Karenanya, peningkatan pembiayaan kendaraan roda dua di perusahaannya tidak sebagus roda empat.

Namun begitu, kehadiran perusahaan fintech tidak memengaruhi kinerja kredit modal kerja dan multiguna dengan flafon pembiayaan di atas Rp20 juta. Terbukti, peningkatan kredit multiguna dan kredit modal kerja PT Smart Finance tahun 2019 masih stabil di kisaran 7%.

"Sampai saat ini, fintech belum bisa menyentuh pembiayaan segmen konsumer dengan flafon pembiayaan di atas Rp100 jutaan. Mereka, umumnya bermain di segmen ritel dengan nilai kredit di bawah Rp20 jutaan," tambah Nani Susanti, Finance & Accounting Director PT Smart Finance.

Untuk memperbesar pasar, sambung Nani, pihaknya akan mengoptimalkan potensi bisnis hingga Semester II – 2020. "Saat ini masih cenderung wait and see sambil menjaga performa bisnis dengan menekan NPF (Non Performing Finance) di angka 1,7%. Kami baru akan ekspansi bisnis dengan membuka kantor cabang di kota-kota besar Pulau Jawa dan Bali pada tahun depan," pungkas Nani.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: