Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pandemi Virus Corona Tanda Dunia Internasional Tak Belajar dari Masa Lalu

Pandemi Virus Corona Tanda Dunia Internasional Tak Belajar dari Masa Lalu Kredit Foto: Reuters/Remo Casilli
Warta Ekonomi, Washington -

Sejumlah pakar mengatakan, pandemi virus Corona yang baru atau Covid-19 telah memaparkan kurangnya penelitian global tentang cara-cara untuk memerangi penyebaran penyakit menular. Mereka menyebut otoritas kesehatan gagal memetik pelajaran dari wabah sebelumnya.

Wabah terakhir yang mempengaruhi seluruh dunia adalah SARS pada awal 2000-an, yang menewaskan 774 orang. Baru-baru ini virus MERS menewaskan lebih dari 850 orang, meskipun wabah itu sebagian besar terjadi di Timur Tengah.

Baca Juga: WHO Bantah 16 Mitos Soal Virus Corona, Simak Deh

Meskipun para ilmuwan menanggapi kedua penyakit tersebut, merumuskan rencana perawatan, dan akhirnya menemukan vaksin, para ahli mengatakan pandemi Covid-19 menunjukkan belum ada upaya yang berkelanjutan dan terkoordinasi pada penyakit menular.

"Terlalu sering, gelombang perhatian penelitian dan investasi yang dihasilkan oleh wabah baru dengan cepat berkurang ketika wabah itu mereda dan prioritas lainnya terjadi," jelas Jason Schwartz, asisten profesor di Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Yale, seperti dilansir Channel News Asia.

"Sars dan Mers menunjukkan ancaman kesehatan global yang ditimbulkan oleh virus Corona dan perlunya investasi berkelanjutan untuk lebih memahami virus-virus ini dengan memperhatikan strategi pencegahan dan pengobatan," sambungnya.

Bruno Canard, seorang ahli virus di Pusat Nasional untuk Penelitian Ilmiah Prancis, mengatakan bahwa beberapa negara, terutama anggota Uni Eropa (UE), meluncurkan program penelitian terkoordinasi setelah SARS.

"Tetapi, krisis keuangan tahun 2008 menekan pendanaan, meganggu dunia ilmiah tentang dukungan kehidupan finansial," ucapnya.

Sementara itu, bagi Johan Neyts, profesor virologi dan presiden International Society for Antiviral Research (ISAR) yang berbasis di Belgia, mengatakan dunia kehilangan peluang setelah Sars, yang terkait erat dengan virus Corona baru.

"Jika kita berinvestasi sejak 2003 di epidemi Sars mencari obat yang akan aktif melawan Corona. Sekarang kita bisa memiliki persediaan yang akan aktif terhadap yang baru ini. Kami melewatkan kesempatan. Ini adalah serangan teroris terhadap virus yang bisa kami cegah, lebih banyak orang akan mati, sungguh memalukan," ucap Neyts.

Sekarang ada tujuh virus Corona yang diketahui yang dapat menular di antara manusia. Canard mengatakan, penelitian terkoordinasi bisa menghasilkan pengobatan spektrum luas terhadap mereka semua, mengingat profil mereka mirip secara genetik.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: