Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bikin Ulah! Trump Kini Dikecam Gara-gara Sebut Corona 'Chinese Virus'

Bikin Ulah! Trump Kini Dikecam Gara-gara Sebut Corona 'Chinese Virus' Kredit Foto: (Foto/Reuters)
Warta Ekonomi, Washington -

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Senin (16/3/2020) kemarin menyebut coronavirus atau Covid-19 sebagai "Chinese Virus" atau "Virus China," yang memicu kritikan.

“Amerika Serikat dengan kekuatan penuh mendukung industri-industri, seperti Airlines dan lainnya, yang terdampak Virus China. Kita akan lebih kuat dari sebelumnya!” tulis Trump di akun Twitter-nya yang 74 juta.

Baca Juga: Waduh, Pemerintahan Donald Trump Tuai Kritikan karena Dianggap Keliru Tangani Corona

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), sebelumnya menekankan pentingnya mengurangi stigma dan diskriminasi selama wabah virus korona. Lembaga itu memperingatkan bahwa ketakutan dan kecemasan tentang suatu penyakit, dapat menyebabkan stigma sosial orang, hingga tempat.

Cuitan Trump dianggap penuh rasisme, konspirasi dan menuai kritikan.

“Saya sangat takut ketika Trump beralih ke rasisme dan xenofobia, dan menyebut Covid-19 sebagai 'Virus China,'” kata Dr Eugene Gu, pakar kepribadian mengutip People’s Daily, Selasa (17/3/2020).

"Kita berada dalam masalah besar sebagai sebuah bangsa karena Presiden Amerika Serikat membuat keputusan untuk menempuh jalan gelap kebencian ini," lanjut dia.

Ekonom David Rothschild meyebut cuitan Trump atas penamaan “Virus China” bernada rasis. Sedangakan aktor AS Mia Farrow meminta Trump berhenti membuat komentar rasis.

Di Weibo, media sosial mirip Twitter yang populer di China, banyak warganet yang merasa Trump menggunakan rasisme sebagai pengalih perhatian.

Salah satu pengguna Weibo menulis, "Jelas, Trump berusaha mengalihkan masalah domestik di Amerika Serikat."

Pengguna Weibo lainnya menulis, "Sebagai seorang individu, ia tidak memberikan contoh yang baik dengan mengenakan topeng di ruang publik dan tindakan perlindungan dan kontrolnya yang buruk telah menyebabkan masalah di Amerika Serikat."

Presiden Donald trump pada Senin menyerukan kepada warga AS untuk tidak berkerumun untuk memperlambat penyebaran virus corona.

Kasus virus corona di AS, menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) per 16 Maret, mencapai 1678, dan 41 kematian.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: