Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lockheed Martin Dituding Provokasi Rusia Lewat Simulasi Jet Siluman F-35, Ini Lengkapnya

Lockheed Martin Dituding Provokasi Rusia Lewat Simulasi Jet Siluman F-35, Ini Lengkapnya Kredit Foto: Reuters/Peter Nicholls
Warta Ekonomi, Washington -

Kontraktor senjata utama Amerika Serikat (AS), Lockheed Martin, terkesan mengharapkan konflik besar dengan rival nuklir Amerika, Rusia. Perusahaan itu merilis video promosi yang mensimulasikan serangan pre-emptive jet tempur siluman F-35 dan pesawat lainnya terhadap sistem senjata Moskow, termasuk sistem pertahanan rudal S-400.

Simulasi yang dilakukan bukan praktik di dunia nyata, melainkan menggunakan teknologi computer-generated imagery (CGI) atau citra yang dihasilkan komputer.

Baca Juga: Jet Tempur AS dan Kanada Cegat Pesawat Mata-Mata Rusia di Langit Utara

Video singkat dirilis minggu ini oleh Lockheed’s Advanced Development Program, yang juga dikenal sebagai Skunk Works. Dalam video promosi, jet tempur siluman F-35 ditampilkan untuk menyerang. Ada juga beberapa prototipe pesawat yang saat ini dalam tahap pengembangan yang ditampilkan sebagai penyerang.

Narator video, seperti dikutip Russia Today, Kamis (19/3/2020), tidak menyebutkan nama Rusia. Namun, gambar jelas menunjukkan serangan pre-emptive dengan pesawat-pesawat canggih itu menargetkan sistem pertahanan rudal S-400 dan sistem rudal balistik antarbenua (ICBM) mobile; Topol-M. Kedua sistem rudal itu merupakan senjata eksklusif militer Moskow untuk saat ini.

Promosi oleh raksasa perusahaan senjata Amerika ini diduga untuk mendapatkan perhatian lebih dari perusahaan lain dalam menghadapi konflik di masa depan dengan Rusia, Harga saham Lockheed Martin melonjak setelah pemilihan presiden 2016, ketika retorika anti-Rusia meramaikan pesta demokrasi Amerika tersebut.

Perusahaan ini juga telah memenangkan kontrak besar secara historis dari Pentagon dalam beberapa tahun terakhir, di mana pemerintahan Donald Trump mengubah fokus strategisnya dari kontraterorisme menjadi "pesaing terdekat" negara-negara super seperti Rusia dan China.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: