Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Corona Kepung RI, Produk Samping Jagung asal Cilegon Terus Diekspor

Corona Kepung RI, Produk Samping Jagung asal Cilegon Terus Diekspor Kredit Foto: Kementan
Warta Ekonomi, Cilegon -

Di tengah lesunya ekonomi akibat terjadinya wabah virus corona, ekspor sektor pertanian masih menunjukkan tren positif. Salah satu contohnya, ekspor 126 ton produk turunan jagung (Corn Gluten Meal/CGM) ke Vietnam.

"Secara teknis, ekspornya telah memenuhi persyaratan Vietnam. Kami juga berikan kemudahan dalam pelayanan sertifikasi," jelas Kepala Karantina Pertanian Cilegon, Raden Nurcahyo di ruang kerjanya, Cilegon, Banten (20/3/2020).

Sertifikat Kesehatan Tumbuhan atau Phytosanitary Certificate (PC)  diberikan setelah produk ekspor senilai Rp1 miliar ini melewati proses pemeriksaan dan karantina tumbuhan. 

Baca Juga: Stok Pangan Aman sampai Lebaran, Masyarakat Jangan Panic Buying!

Sejalan dengan kebijakan Menteri Pertanian untuk mendorong peningkatan nilai ekspor pertanian dengan memberikan kemudahan dan kecepatan layanan, Karantina Pertanian Cilegon melakukan layanan pemeriksaan di gudang pemilik atau inline inspection.

Layanan ini selain untuk mempercepat proses muat barang di pelabuhan atau stuffing, juga untuk meningkatkan akurasi pemeriksaan. Sehingga proses sertifikasi dapat berjalan dengan cepat dan akurat, yang dapat meningkatkan daya saing bagi komoditas yang diekspor.

Menurut Raden, pasar untuk komoditas ekspor ini selain Vietnam, juga banyak diekspor ke Thailand dan India. CGM merupakan limbah jagung dari proses penggilingan jagung secara basah dari jagung yang digunakan dalam industri tepung jagung dan sirup.

Baca Juga: DPR Ketus: Impor Bawang Putih Cuma Akal-Akalan Mendag

CGM berbentuk serbuk atau bubuk, dengan warna kuning segar hingga coklat cerah. Umumnya sebagai pakan ternak dengan  kandungan energi, protein, asam-amino, xantophyll, vitamin dan mineral, papar Raden.

"Data sertifikasi ekspor produk ini sepanjang 2019 tercatat sebanyak 5,5 ribu ton dengan nilai ekonomi  Rp22,9 miliar, namun harus diakui wabah corona sedikit menurunkan volumenya saat ini," tutup Raden.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: