Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pakar Sebut Modernisasi Bikin Virus Corona Menyebar Lebih Cepat, Seperti Apa?

Pakar Sebut Modernisasi Bikin Virus Corona Menyebar Lebih Cepat, Seperti Apa? Kredit Foto: Reuters/Remo Casilli
Warta Ekonomi, Beijing -

Dunia abad ke-21 begitu saling berhubungan, baik melalui perjalanan, jalur komunikasi, atau rantai pasokan. Hal ini menjadikan risiko epidemi yang memicu gangguan di seluruh dunia lebih besar dibandingkan masa kapan pun dalam sejarah manusia.

"Kita hanya berjarak satu penerbangan dari penyakit menular, satu penerbangan jauhnya dari potensi epidemi,” kata Marie-Louise Van Eck, direktur medis regional untuk Timur Tengah dan Afrika Utara di International SOS, sebuah perusahaan jasa keamanan medis dan perjalanan, seperti dilansir Al Arabiya.

Baca Juga: Pakar Paparkan Efek Psikologis Jangka Panjang Wabah Corona, Rupanya Bisa Timbulkan...

Dia menuturkan, penyebaran virus Corona baru, Covid-19 di seluruh dunia semakin cenderung menyebabkan resesi besar di seluruh dunia dan gangguan besar-besaran lebih banyak dari kehidupan sehari-hari populasi global.

Sementara tingkat infeksi baru di China telah menurun secara signifikan, virus telah menyebar dengan cepat di hotspot baru, seperti Korea Selatan (Korsel), Italia, dan Iran. Virus itu awalnya cukup terbendung di Timur Tengah, sampai adanya lonjakan kasus yang disebarkan oleh para pelancong yang kembali dari Iran.

Ketika virus Corona menyebar, itu membuat dampak yang semakin nyata pada kehidupan orang-orang. Perjalanan udara telah dibatasi secara signifikan karena pemerintah dan maskapai penerbangan berusaha membatasi penyebaran virus.

Negara-negara menutup perbatasan mereka ke negara-negara tertentu, menganggu pergerakan orang dan di dalam negara-negara, baik acara publik maupun pribadi telah dibatalkan, sementara penentu harga terus mengambil keuntungan dari ketakutan kesehatan masyarakat.

Ekonomi dunia membayar harganya saat pasar saham ambruk. Awal Maret, pasar saham AS turun dengan jumlah tertinggi sejak krisis keuangan 2008. Bahkan, negara-negara yang sejauh ini lolos dari yang terburuk, kini sedang mempertimbangkan tindakan radikal.

Di Inggris, yang sejauh ini hanya memiliki kurang lebih 50 kasus dan penularan yang sangat terbatas, petugas medis memperkirakan akan adanya penularan secara luas. Sementara itu Perdana Menteri Inggri,s Boris Johnson mengatakan tentara "siap" untuk mendukung polisi dalam menjaga ketertiban umum.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (AS) atau CDC memperingatkan warga Amerika bahwa virus Corona kemungkinan akan menyebar ke seluruh negeri dan bahwa kehidupan sehari-hari akan mengalami gangguan yang cukup parah.

Dengan virus yang masih menyebar, itu berdampak lebih banyak jiwa, dan karena pemerintah telah menerapkan protokol dan semacamnya, individu dan perusahaan telah berusaha untuk melindungi diri mereka sendiri.

Gangguan ini diprediksi akan terus terjadi, pasalnya sampai saat ini vaksin Covid-19 belum ditemukan. Tapi, perusahaan farmasi dan biotek di seluruh dunia telah bekerja keras untuk mengembangkan vaksin potensial setelah mendapatkan informasi genetik tentang virus, dengan beberapa tanda kemajuan, dengan ada beberapa keberhasilan dengan kombinasi obat HIV dan flu.

Baca Juga: Kader Gerindra Gantikan AWK Sebagai Anggota DPD RI, De Gadjah: Efektif Kawal Kebijakan dan Pembangunan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: