Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bukan Panic Buying, Orang Indonesia Mah Malah Sibuk Panic Selling

Bukan Panic Buying, Orang Indonesia Mah Malah Sibuk Panic Selling Kredit Foto: Antara/Aprillio Akbar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Meningkatnya kasus virus corona (Covid-19) di Indonesia nampaknya membuat investor dometik melakukan panic selling. Hal tersebut terpampang melihat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terjun bebas 4,89% atau 205,43 poin ke level 3.989,52 meninggalkan area level 4.000.

 

Sektor Industri Dasar yang -5,87% dan Konsumsi -5,75% memimpin pelemahan indeks sektoral. Saham PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) -6,97% dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) -6,93% memimpin pelemahan. Padahal, sebelumnya saham INTP menguat 19,9% setelah rilis laporan kinerja keuangan yang gemilang pada tahun 2019. 

 

“Hal tersebut memberikan signal Investor domestik kembali menjual saham tanpa rasional atau panic selling setelah terjadi peningkatan kasus pandemic meskipun pemerintah telah berupaya mendatangkan rapid tes kit dan obat yang dipakai China untuk memberantas virus,” kata Head of Research Reliance Sekuritas, Lanjar Nafi, di Jakarta, Senin (23/3/2020).  

 

Baca Juga: Sempat Dihentikan Lagi Hingga Balik ke Level 3.000-an, Pasar Modal Bernasib Tragis!

 

Lebih lanjut Lanjar menuturkan bahwa, kondisi rupiah yang kembali tertekan sangat dalam sebesar 3,85% ke level Rp16.575 per USD. “Kondisi ini pun mengiringi aksi jual investor asing pada bursa saham Indonesia sebesar Rp111.48 Miliar pada pasar reguler,” ucapnya. 

 

Dirinya memperkirakan IHSG masih berpeluang melemah menguji support selanjutnya dengan rentang pergerakan 3.770-4.000.

 

Baca Juga: Pasar Modal Tertekan, Pelaku Pasar yang Terhormat Tolong Tetap Rasional

 

Adapun, Ekuitas Asia ditutup bevariasi pada akhir sesi perdagangan. Indeks Nikkei (+2,02%) dan TOPIX (+0,69%) menguat sedangkan HangSeng (-4,86%) dan CSI300 (-3,36%) melemah bersama dengan ekuitas berjangka di AS pasca lonjakan korban jiwa akibat pandemi coronavirus dan kegagalan kongres AS dalam menyetujui rencana bantuan. Saham-saham emerging market rontok dengan indeks India yang anjlok lebih dari 10% mengiringi Rupee yang merosot kelevel terendah.

 

Dimana, Bursa Eropa membuka perdagangan dengan melemah signifikan lebih dari 4 persen dipimpin oleh saham-saham layanan kesehatan ketika para pemerintah Eropa bergegas mengambil langkah lebih banyak pembatasan pergerakan masyarakat. Greenback dan aset haven lain melonjak aksi risk off kembali terjadi pasca mengalami keuntungan pada ekuitas beberapa waktu lalu dan karena The Fed meningkatkan operasi untuk memudahkan akses ke greenback diseluruh dunia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: