Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ternyata... Virus Corona Terbagi Dua. Tipe Ini Sangat Agresif

Ternyata... Virus Corona Terbagi Dua. Tipe Ini Sangat Agresif Kredit Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Warta Ekonomi, Jakarta -

Hasil riset di China tempat asal virus corona (Covid-19) berasal menunjukkan bahwa saat ini corona telah bermutasi. Kini, virus itu menunjukkan bahwa Covid-19 bermutasi dan setidaknya ada dua jenis virus.

Sebuah studi ilmiah baru-baru ini menemukan bahwa corona yang bertanggung jawab atas pandemi Covid-19 telah bermutasi menjadi bentuk yang lebih "agresif". Ini tidak mengejutkan karena semua virus bermutasi atau mengalami perubahan kecil dalam genomnya.

Baca Juga: Begini Cara Kerja Alat Pendeteksi Corona yang Lebih Aman

Tim peneliti menemukan perbedaan dalam genom dan mengklasifikasikannya menjadi dua jenis, yaitu tipe L dan tipe S. Penelitian ini menemukan bahwa tipe L coronavirus yang terdapat pada 70% dari yang terinfeksi lebih agresif. Sementara itu, tipe S yang kurang kuat telah menginfeksi sisanya.

Penelitian itu mengatakan, "Sedangkan tipe L lebih lazim pada tahap awal wabah di Wuhan, frekuensi tipe L menurun setelah awal Januari 2020," tulis Daily dalam laporannya, Senin (23/3/2020).

Para ilmuwan juga menemukan bahwa protein lonjakan telah berevolusi untuk secara efektif menargetkan fitur di luar sel manusia.

"Dan protein lonjakan sangat efektif untuk mengikat sel manusia. Pada kenyataannya, para ilmuwan menyimpulkan itu adalah hasil seleksi alam dan bukan produk rekayasa genetika. Bahkan, struktur molekul virus ini terus berubah, terlihat struktur di luar China lebih menakutkan," tutur Andersen seperti dilansir dari The Sun.

Bukti evolusi alami ini didukung oleh data pada tulang punggung serangga, keseluruhan struktur molekulnya. Namun, para ilmuwan menemukan bahwa tulang punggung dari coronavirus baru berbeda secara substansial dari coronavirus yang sudah dikenal dan sebagian besar menyerupai virus terkait yang ditemukan pada kelelawar dan trenggiling.

"Kedua fitur virus ini, mutasi pada bagian RBD dari protein lonjakan dan tulang punggung yang berbeda, mengesampingkan manipulasi laboratorium sebagai potensi asal untuk SARS-CoV-2," tambah Andersen.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: