Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gawat! Gegara Corona Stok Darah PMI Menipis

Gawat! Gegara Corona Stok Darah PMI Menipis Kredit Foto: Antara/Rahmad
Warta Ekonomi, Jakarta -

PMI Jakarta Utara mengalami penurunan stok darah sejak virus Corona (Covid-19) mewabah. Imbauan social distancing atau jaga jarak membuat masyarakat takut berkumpul untuk donor darah.

 

Kepala Unit Transfusi Darah PMI Jakarta Utara dr. Ulfa Suryani mengungkapkan, saat ini target 9.000 kantong per bulan tidak dapat lagi terpenuhi. Bahkan, dari stok 69 kantong bulan ini hanya tersisa 30 kantong.

 

Dalam beberapa hari terakhir, kata Ulfa, tidak ada yang pertambahan. Kondisi ini tak sebanding dengan permintaan dari rumah sakit yang terus bertambah. Imbasnya, banyak operasi yang tertunda.

 

“Untuk persiapan operasi enggak bisa dilakukan karena enggak ada darah. Kalau misalnya operasi buka dada atau buka perut, kan harus ada darah di situ,” tuturnya, Rabu (25/3/2020). 

 

Baca Juga: Hadapi Covid-19, JK Target PMI Bangun Gudang Logistik Tambahan dalam 5 Hari

 

Menurut Ulfa, penurunan stok darah mencapai 90 persen lantaran banyak pembatalan kegiatan donor karena larangan berkerumpul. Kondisi ini diperburuk dengan informasi paranoid yang tersebar di media sosial. Masyarakat kemudian memilih di rumah, padahal sejatinya mendonor itu cuman butuh dua orang saja.

 

“Orang takut. Ya inilah kadang teror informasi ini yang kadang salah diinterpretasikan masyarakat yang tidak mengerti gitu. Akhirnya paranoid. Padahal kan seharusnya informasinya sudah disharing,” tuturnya.

 

Kurangnya stok darah di PMI jelas mengancam jiwa masyarakat. Selain sejumlah operasi medis tidak bisa dilaksanakan, ada beberapa jenis penyakit yang sangat bergantuk pada stok darah.

 

Baca Juga: Pemerintah Hentikan Pengiriman PMI ke Negara-negara Terinfeksi Corona

 

Salah satunya pasien thalasemia, yang memang pengobatannya bergantung pada darah. Mereka kini terancam tak tertangani. “Kemudian ya, kematian akan meningkat,” kata Ulfa Suryani.

 

Tak hanya mengancam penderita thalasemia, bagi pasien pendarahan, misalnya orang yang melahirkan kini tidak mendapatkan darah.

 

“Bukan hanya kematian karena Corona, tapi kematian karena pendarahan yang tidak ada stok darahnya. Karena darah tidak bisa diganti dengan obat apapun,” tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: