Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kementan dan Integrasi Sawit-Sapi yang Makin Menguntungkan...

Kementan dan Integrasi Sawit-Sapi yang Makin Menguntungkan... Kredit Foto: Antara/Irwansyah Putra
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) telah mengenalkan teknologi pemanfaatan biomassa dari limbah tanaman kelapa sawit kepada petani di Provinsi Bangka Belitung.

Saat ini, Bangka Belitung tercatat memiliki luas tutupan lahan kelapa sawit sekitar 273.842 hektare atau 1,67% dari total tutupan lahan sawit Indonesia. Dengan keberadaan lahan sawit ini, potensi biomassa dari limbah sawit yang dihasilkan akan melimpah dan dapat dimanfaatkan menjadi sumber pakan ternak.

Baca Juga: Industri Sawit Ikut Perangi Corona!

Selain limbah pelepah sawit yang jumlahnya mencapai 10 juta ton/tahun/ha, terdapat limbah lain yang merupakan hasil samping industri kelapa sawit. Limbah tersebut berupa lumpur sawit (solid decanter) dan bungkil inti sawit (palm kernel cake/PKC) yang dapat digunakan sebagai tambahan bahan baku pakan ternak.

Lokasi yang dikunjungi oleh Ketua Balitbangtan, Fadjry Djufry, bersama Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Dedi Mulyadi, tersebut yakni Kecamatan Sungai Selan, Kabupaten Bangka Tengah, Bangka Belitung yang juga merupakan kampung integrasi sawit-sapi binaan Balitbangtan.

Salah satu kelompok tani binaan Balitbangtan adalah Kelompok Tani Tunas Baru yang merupakan Laboratorium Lapang kegiatan integrasi sawit–sapi sejak 2015 lalu. Kelompok Tani Tunas Baru sudah memiliki sapi sebanyak lebih dari 200 ekor yang merupakan hasil dari integrasi dengan sawit. Hingga saat ini, tercatat sudah terdapat lebih dari 20 kelompok tani yang ikut menerapkan integrasi sawit–sawit di Bangka Belitung ini.

Integrasi sawit–sapi merupakan bentuk simbiosis mutualisme antara tanaman sawit dan sapi untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan, peningkatan pendapatan, dan menjaga kualitas lingkungan. Integrasi sawit–sapi bukan berarti melepaskan sapi begitu saja di kebun sawit, tetapi memanfaatkan kotoran sapi yang dipelihara secara koloni sebagai pupuk tanaman sawit dan feed back-nya berupa pakan sapi yang diolah dari limbah sawit. Dengan integrasi ini, biaya yang dikeluarkan petani untuk pemupukan dapat diminimalisir.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: