Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Teori Konspirasi Sebutkan Alasan China Hanya Pencitraan Kala Beri Bantuan pada Dunia, Seperti Apa?

Teori Konspirasi Sebutkan Alasan China Hanya Pencitraan Kala Beri Bantuan pada Dunia, Seperti Apa? Kredit Foto: South China Morning Post

Indonesia terima 8 ton bantuan dari China

Indonesia juga ikut kebagian bantuan.

Hari Senin (23/3/2020), Pemerintah Indonesia Kementerian Pertahanan menerima 8 ton lebih bantuan alat kesehatan dari China ke Indonesia.

Total bantuan yang diberikan China yakni sebanyak 12 ton, berisi alat pelindung diri (APD) yang terdiri atas 7,2 ton pakaian pelindung, 128 kg masker bedah jenis N95, 110 kg sarung tangan sekali pakai, 700 kg masker sekali pakai, dan 775 kg kacamata pelindung.

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengatakan telah berkomunikasi dengan Menteri Pertahanan China mengenai kebutuhan bantuan Indonesia dalam menghadapi Covid-19.

Dalam komunikasinya tersebut, Prabowo juga mengirimkan daftar kebutuhan Indonesia kepada Menhan China.

"Secara umum apa yang dibutuhkan oleh rumah sakit adalah alat kesehatan, ventilator, alat rapid test, APD," kata Prabowo kepada wartawan di Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta hari Senin lalu (23/3/2020).

Mengapa China menawarkan bantuan?

Bantuan China datang saat terjadi ketegangan pada sistem internasional, menyusul banyaknya negara yang lebih memprioritaskan kebutuhan warganya sendiri daripada kebutuhan tetangganya.

Ketegangan ini terlihat jelas di antara negara-negara Uni Eropa, wilayah dengan jumlah infeksi tertinggi saat artikel ini dibuat.

Awal bulan Maret, Jerman dan Prancis dikecam negara-negara Uni Eropa saat mereka mengambil posisi untuk menjaga stok persediaan medis yang diproduksi di dalam negeri.

Langkah memprioritaskan dalam negeri telah menimbulkan kekhawatiran bahwa pandemi corona berpotensi merusak solidaritas di dalam Uni Eropa.

Amerika Serikat, saat pandemi Ebola memiliki peran besar dalam skala global, belum berada di garis depan saat ini.

Mengingat riwayatnya dalam konflik internasional, banyak pihak kini memuji China karena bantuan yang ditawarkannya.

Namun akademisi dari Australian National University (ANU) dengan konsentrasi keahlian tentang China, Graeme Smith, punya analisis yang berbeda.

"[Strategi bantuan] ini digunakan rezim untuk membalikkan narasi dari China sebagai sumber dan penyebab wabah, menjadi narasi China yang bisa mengendalikan dan secara efektif menyelamatkan dunia dari pandemi ini," katanya.

"Ini adalah tentang mengendalikan narasi domestik di China, dan bukan tentang altruisme global."

Denny Roy, seorang akademisi di East-West Center yang bermarkas di Hawaii, mengatakan China mungkin sedang berusaha untuk memperlihatkan reputasinya sebagai "negara yang bertanggung jawab", pada saat negara-negara lain tampak saling berebutan.

"Inilah sebabnya mengapa China dengan gencar memberikan kesan bahwa penyakit itu bisa diredam di China, bahwa China telah membantu dunia dengan bertindak dengan cepat dan efektif, dan sekarang China adalah dermawan utama bagi dunia yang telah memberikan perlengkapan medis kepada negara yang dilanda virus," katanya.

"Citra seperti ini bisa menjadi landasan bagi dunia internasional untuk menerima China sebagai kekuatan besar.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: