Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Top! BRI dan BCA Bertahan, BNI Rebut Posisi Bank Mandiri

Top! BRI dan BCA Bertahan, BNI Rebut Posisi Bank Mandiri Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Warta Ekonomi, Jakarta -

Deretan saham blue chip dari sektor perbankan masih menjadi penggerak utama di pasar modal. Dari derasnya dana asing yang masuk ke bursa, sebagian besar mengalir ke saham-saham perbankan, yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).

Baca Juga: Trump dan Senat AS Selamatkan Ekonomi Paman Sam, Tapi Rupiah dan Global Bikin Dolar AS Babak Belur!

Dilansir dari RTI, ketiga tersebut masih memimpin deretan saham dengan capaian net buy paling tinggi. Posisi pertama di isi oleh juara bertahan, yakni saham BRI dengan akumulasi beli sebesar Rp103,6 miliar dan terapresiasi setinggi 17,35% ke level Rp3.450 per saham. 

Baca Juga: Kala Dolar AS Gak Berdaya: Emas Global Gila-Gilaan dan Emas Antam Mulai Kewalahan!

Berada satu tingkat di bawah BRI, saham BCA sebagai bank swasta terbesar mampu mengantongi nilai beli bersih sebesar Rp27,9 miliar. Sejak beberapa hari lalu, saham BCA berada di posisi pertama dan memimpin saham bank BUKU IV lainnya dengan akumulasi beli hingga Rp462,75 miliar dalam sepekan. Jelang penutupan pasar siang ini, saham BCA terapresiasi 8,14% ke level Rp28.575 per saham.

Baca Juga: Dua Jempol Buat BCA, BRI, dan Mandiri, Kalian Luar Biasa!

Berikutnya, pada posisi ketiga ditempat oleh saham BNI yang beberapa waktu lalu absen dari kelompok saham dengan net buy tertinggi. Dengan akumulasi beli sebesar Rp24 miliar, saham BNI menggantikan posisi saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang saat ini justru tengah terkena tekanan jual sebesar Rp20,4 miliar. Alhasil, saham BNI mengalami apresiasi yang cukup tinggi, yakni 15,88% ke level Rp4.160 per saham.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: