Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tersadis! Rupiah Paling Bangor Sejagat Raya, Dolar AS Nasibnya Paling Tragis!

Tersadis! Rupiah Paling Bangor Sejagat Raya, Dolar AS Nasibnya Paling Tragis! Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Warta Ekonomi, Jakarta -

Umpama peribahasa senjata makan tuan, kebijakan stimulus fiskal yang dikeluarkan Senat AS menjadi tekanan besar bagi pergerakan nilai tukar dolar AS. Bagaimana tidak, mata uang yang dikenal sebagai aset safe haven ini mengalami nasib tragis lantaran terbakar di hadapan mata uang global, termasuk terhadap dolar Australia, euro, poundsterling, dan franc.

Baca Juga: 3 Penyebab Utama Kinerja IHSG Perkasa dan Bangkit dari Keterpurukan

Baca Juga: Trump dan Senat AS Selamatkan Ekonomi Paman Sam, Tapi Rupiah dan Global Bikin Dolar AS Babak Belur!

Nasib pelik tak berhenti sampai di sana. Pasalnya, di bawah komando rupiah, seluruh mata uang Asia tanpa ampun turut memborbardir dolar AS, sebut saja dolar Taiwan, baht, dolar Singapura, won, yen, dolar Hong Kong, dan yuan.

Sementara dolar AS tertekan dari segala penjuru, rupiah justru kembali merebut gelarnya sebagai mata uang paling perkasa dan tak terkalahkan, baik di Asia maupun dunia. Hingga pukul 13.45 WIB, rupiah menguat signifikan hingga 1,44% ke level Rp16.070 per dolar AS. Ditambah lagi, tiga mata uang global lainnya ikut tunduk terhadap sang Garuda, yakni dolar Australia (1,03%),  poundsterling (1,05%), dan euro (1,36%). 

Baca Juga: Kala Dolar AS Gak Berdaya: Emas Global Gila-Gilaan dan Emas Antam Mulai Kewalahan!

Tanpa pandang bulu, mata uang regional pun ikut disapu bersih rupiah. Tak ada satu pun mata uang Asia yang bisa lari dari cengkraman rupiah, termasuk dolar Hong Kong (1,43%), won (1,41%), yuan (1,39%), dolar Taiwan (1,32%), dolar Singapura (1,24%), baht (0,98%), ringgit (0,72%), dan yen (0,65%).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: