Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Anies: Sistem Kesehatan Kita Tak Siap Hadapi Pandemi Corona

Anies: Sistem Kesehatan Kita Tak Siap Hadapi Pandemi Corona Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Warta Ekonomi, Jakarta -

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menilai sistem pelayanan kesehatan di sejumlah negara, termasuk di Indonesia, tidak dirancang untuk menghadapi penyebaran penyakit yang menjadi pandemi. Maka, ketika terjadi wabah corona atau Covid-19 seperti saat ini, cukup menyulitkan.

"Ini kalau kita lihat apa yang terjadi di seluruh dunia bahwa sistem pelayanan kesehatan itu tidak didesain untuk melayani epidemi, apalagi pandemi, tidak ada ya, memang tidak siap. Kalau siap, ya mungkin dari kemarin kita beres," kata Anies dalam akun video yang diunggah di Youtube Deddy Corbuzier, Sabtu (28/3/2020).

Baca Juga: 61 Tenaga Medis Terinfeksi Corona, Anies Langsung Instruksikan untuk. . . .

Sejauh ini, Anies melihat hanya Singapura yang siap menghadapi wabah seperti virus corona ini. Hal itu karena Singapura telah belajar dari kasus sebelumnya, yakni saat merebaknya virus SARS di negara itu.

"Dia (Singapura) melakukan reorganisasi sampai rumah sakitnya pun sudah disiapkan. Dia belajar dari kasus SARS. Pemerintahnya membangun ICU di rumah sakit swasta lalu mereka mengatakan, jika dalam kondisi emergency, semua ICU itu dikontrol oleh pemerintah, diambil alih. Dalam kondisi normal Anda silakan pakai sehingga muncul situasi seperti sekarang, mereka cukup punya banyak ICU. Nah, kita (Indonesia) tidak," ujarnya.

Karena sistem pelayanan kesehatan yang belum memadai, Anies menilai yang dibutuhkan adalah kesadaran masyarakat agar menghentikan penyebaran Covid-19 dengan cara diam di rumah. Dengan begitu, pandemi ini bisa cepat diatasi.

Hal lainnya ialah diperlukan keterbukaan informasi mengenai virus ini. Sebab, jika sedari awal sudah ada transparan, dapat lebih mudah menahan penyebarannya.

"Dari awal transparan si A kena, dia diberitahu supaya bisa beritahu lagi tetangganya, keluarganya,  sehingga kelompok itu bisa langsung diisolasi. Mereka melakukan sekarang disebut karantina diri supaya mereka bisa melewatkan masa di mana virus itu tumbuh dan virus itu mati, selesai, maka circle itu putus," ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: